BERSIAP MENJEMPUT KEMENANGAN DI PEMILU 2014

Minggu, 29 Juni 2008

KONTELASI PILKADA JATIM PER JUNI 2008

Peringkat kandidat pasangan cagub dan cawagub Jawa Timur (Jatim) terus berubah seiring dengan semakin dekatnya pelaksanaan pilgub.

Hasil jajak pendapat yang diselenggarakan Pusat Kajian Kebijakan dan Pengembangan Strategis (Puskaptis) pada 5-15 Mei 2008 lalu menyebutkan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) menempati peringkat pertama. Pasangan ini berhasil memperoleh suara sebanyak 20,79 persen dari total responden sebesar 1.140 orang. Pasangan yang diusung Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut bahkan "laku keras" di mayoritas daerah pemilihan.

Pasangan ini berjaya di 17 wilayah, yang berarti hampir 50 persen dari total wilayah sampel yang berjumlah 32. Sementara peringkat kedua ditempati pasangan Achmady-Suhartono (Achsan). Dengan persentase yang tidak berbeda jauh dengan pasangan pertama, calon yang dijagokan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mendulang suara sebanyak 19,21 persen.

Pasangan ini juga mampu menyedot perhatian warga di 8 wilayah. Jika Karsa dan Achsan cukup berjaya, situasi berbeda justru menimpa kubu Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji). Dalam survei itu, nasib baik belum berpihak kepada kubu tersebut lantaran perolehan suara mereka sangat minim. Dari total responden yang terjaring, hanya sekira 8,68 persen yang menyumbangkan suara untuk pasangan yang diusung koalisi Jatim Bangkit ini.Pamornya di beberapa daerah juga belum menyala.

Pasangan ini hanya unggul di tiga daerah, yakni Kediri (36,67 persen), Probolinggo (26,67 persen), serta Kota Surabaya (20,00 persen). Namun, hal tersebut tampaknya tidak menyurutkan semangat tim Kaji untuk terus meraih simpati warga. Mesin politik terus bergerak, berbagai upaya dilakukan dan hasilnya ternyata memang tidak sia-sia.

Dalam hasil survei Puskaptis terbaru yang diselenggarakan pada 8-18 Juni 2008 lalu, perlahan tapi pasti pasangan Kaji menuai hasil kerja kerasnya selama ini. Kaji sukses menaikkan popularitasnya dengan angka yang cukup signifikan yakni 8,51 persen, dari yang semula 8,68 persen menjadi 17,19 persen. Bukan hanya Kaji yang mampu mendulang suara dengan sukses, prestasi juga dicetak pasangan Karsa yang berhasil menaikkan popularitasnya hingga 27,73 persen.

Meski selisih persentase tidak sebesar yang didapat pasangan Kaji, Karsa tetap menjadi Jawara dalam hasil sementara survei ini. Bagi ketiga calon lainnya, upaya menaikkan pamor ternyata belum berjalan baik. Beberapa hari menjelang pencoblosan, tingkat popularitas mereka justru menurun. Pasangan Achsan yang dulu duduk di peringkat kedua bahkan harus merelakan tempatnya untuk Kaji.

Perolehan suara pasangan ini turun drastis, dari yang semula 19,21 persen kini hanya 6,14 persen. Hal serupa juga menimpa kubu Soenarjo-Ali Maschan (Salam), meski penurunannya relatif tidak terlalu drastis. Pada survei pertama, pasangan ini mendapat suara 17,11 persen, sedangkan pada survei kedua, perolehan suara pasangan yang mengendarai partai Golkar ini turun menjadi 15,96 persen.

Lain halnya dengan pasangan yang diusung PDIP Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR), pada survei sebelumnya memperoleh suara sebanyak 17,37 persen, sedangkan pada survei kedua harus menerima kenyataan pahit. Perolehan suara pasangan ini anjlok hingga 8,42 persen. Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi pencalonannya kepada semua kalangan. Khofifah akan mendekati semua pihak, terutama perempuan dan kelompok menengah ke bawah.

"Pendekatan kepada mereka karena merekalah yang sebenarnya menggerakkan perekonomian Jawa Timur," ujarnya di Sidoarjo. Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini menambahkan, tukang becak, nelayan, petani, dan perempuan merupakan elemen kunci untuk membuat Jawa Timur bangkit. "Paket pembangunan di Jatim harus menyentuh semua elemen. Untuk itu, saya mendatangi semua elemen. Pencalonan diri sebagai gubernur ini sebagai proses perubahan untuk Jawa Timur," tuturnya.

Langkah populis tersebut juga dilakukan Cawagub Saifullah Yusuf. Dini hari kemarin misalnya, Ketua GP Ansor nonaktif tersebut rela berkeliling Surabaya menyapa pendukungnya. Dalam kesempatan itu Gus Ipul sempat menyapa paguyuban pengayuh becak, paguyuban rukun agawe sentoso, dan menyapa pengunjung Lapangan Bungkul.

Gus Ipul mengatakan, dirinya ingin adanya kebersamaan dengan berbagai kelompok masyarakat, mulai tukang becak, sopir taksi, tokoh masyarakat, dan para kiai. "Ini hanya bertujuan menyambung hati dengan mereka," ungkapnya.

Ketua Pokja Pilgub DPW PKB Jatim Aminurrahman tetap optimistis dengan peluang Achsan. Pasalnya, sosialisasi untuk pasangan ini telah dilakukan secara rutin. Tak tanggung-tanggung, Ketua Dewan Syura PKB KH Abdurrahman Wahid juga ikut turun gunung. "Seperti pekan lalu, Gus Dur mengunjungi Probolinggo dan Sampang untuk sosialisasi Achsan. Kegiatan ini akan terus kami lakukan sampai selesai masa kampanye," ujarnya.

Sementara Ketua Tim Pemenangan Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR) Ali Muji mengungkapkan, sosialisasi juga terus dilakukan oleh kader-kader di tingkatan bawah. Dengan memanfaatkan kader-kader yang telah menduduki jabatan, baik di eksekutif maupun di legislatif. "Di Jawa Timur ini kami memiliki 22 kepala daerah dari 38 kota/kabupaten," ujarnya. (sindo//mbs

Jumat, 27 Juni 2008

Aleg PKS : Kaji Ulang Semua Aset Pemkot

Eks Gedung Siola Disewakan Lagi
Friday, 27 June 2008

SURABAYA (SINDO) – Bangunan bekas pertokoan Siola di Jalan Tunjungan kembali disewakan. Langkah ini diambil setelah masa kontrak Pemkot Surabaya dengan penyewa lama habis.

Menurut Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Kota Surabaya M Fadil, Pemkot tidak ingin aset lahan dan bangunan tersebut rusak. Apalagi konstruksi Siola merupakan benda cagar budaya.Selain itu,cara ini juga tepat untuk mengambil keuntungan bagi kas daerah. Fadil mengatakan, saat ini sudah ada dua investor yang mengajukan permohonan.

Namun, Pemkot masih menegosiasikan besaran harga sewa. Pemkot masih berpatokan pada harga sewa sebelumnya, yaitu Rp648 juta per tahun.Namun, ini juga masih akan disesuaikan dengan nilai jual objek pajak (NJOP) yang berlaku saat ini. “Siapa pun berhak menyewa tempat itu (Siola),termasuk dua investor yang sudah menyatakan kesediaannya,’’ katanya.

Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Ahmad Suyanto mengatakan, Pemkot memang berhak memanfaatkan aset bangunan eks Siola tersebut. Hanya, Pemkot perlu menimbang matang supaya tidak merugikan Kota Surabaya. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, lebih bagus jika dilakukan pengelolaan bersama dengan investor, dengan sistem penyertaan modal.

Sebab, dengan sistem tersebut Pemkot tetap tidak kehilangan asetnya. Sebaliknya, justru mendapat keuntungan dari bagi hasil keuntungan (sisa hasil usaha) setiap tahunnya. ”Sekali lagi,Pemkot harus mengkaji kembali rencana ini,’’ ujarnya. (ihya’ ulumuddin)

Minggu, 22 Juni 2008

PKS MALANG : Kemacetan di Malang sudah Parah

Kemacetan Jalan Sudah Parah

Monday, 23 June 2008

MALANG (SINDO) – Kemacetan lalu lintas di Kota Malang sudah melebihi ambang batas.Di sejumlah titik kemacetan tidak terkendali lagi.

Ini berdasarkan hasil penelitian Ludfi Djakfar Ph D, pakar transportasi Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. Setidaknya, dari hasil penelitian yang dilakukan, sebanyak tiga persimpangan jalan dan enam jalur jalan utama di Kota Malang tingkat kepadatannya sudah melebihi nilai level of service (LOS) sehingga di jalur tersebut kerap menjadi titik kemacetan.

”Nilai LOS digunakan sebagai parameter pengukuran tingkat kepadatan lalu lintas, maksimalnya mencapai 0,75. Apabila nilai pada suatu titik sudah melebihi angka tersebut, tentu ruas jalan atau persimpangan sudah mengalami kemacetan dan tidak nyaman,”ujar Ludfi kemarin.

Dia menambahkan, dengan kondisi ini,pemkot harus segera mencarikan solusinya. Ludfi mencatat, persimpangan jalan yang lalu lintasnya sudah melebihi ambang batas maksimal,antara lain persimpangan Jalan Ahmad Yani-Raden Intan,Jalan Basuki Rachmad- Oro-oro Dowo, dan Jalan S Parman-Kaliurang.

Sementara untuk ruas jalan, kerawanan terjadi di Jalan WR Supratman,Sasuit Tubun, Ahmad Yani,Sudanco Supriadi, Soekarno-Hatta, dan Jalan MTHaryono.Bahkan,empatdi antaranya sudah masuk pada fase kritis. ”Empat ruas jalan yang sudah masuk kategori kritis antara lain di Jalan Ahmad Yani, Sudanco Supriadi, Soekarno-Hatta,dan MT Haryono. Jalan tersebut masuk kategori kritis karena nilai LOS-nya sudah melebihi angka satu koma,”ujarnya.

Khusus di Jalan Ahmad Yani yang merupakan welcome areaKota Malang dari sisi utara, pemkot sudah mencari solusinya dengan membangun jembatan layang (flyover) senilai Rp63 miliar. Sayangnya, flyover dinilai belum efektif mengatasi kemacetan di kawasan Jalan Ahmad Yani dan persimpangan Jalan Ahmad Yani-Jalan Raden Intan.

Menurut Ludfi, kondisi di persimpangan Jalan Ahmad Yani-Jalan Raden Intan memang mulai membaik. Namun, dia menilai masih semu karena saat ini kemacetan beralih ke titik lain.

”Kondisi ini membuktikan bahwa solusi Pemkot Malang untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Jalan Ahmad Yani dengan membangun flyover tidak tepat.Tentunya harus ada solusi lain,seperti mereali-sasikan jalur lingkar timur dan barat,”ucapnya. Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Malang Ahmadi menegaskan, sejak awal fraksinya sudah tidak setuju dengan pembangunan flyovertersebut karena tidak berfungsi efektif dan memboroskan anggaran. (yuswantoro)

PILKADA KAB BONDOWOSO : PKS Merapat ke Amien-Haris

PKS Ancang-ancang Merapat ke Amien-Haris

Monday, 23 June 2008

BONDOWOSO (SINDO) – Sebulan menjelang pemilihan kepala daerah Bondowoso, manuver politik partai semakin seru.Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bondowoso dikabarkan bakal bergabung dengan calon bupati-wakil bupati (cabub- cawabub) yang diusung PKB yakni Amien-Haris.

”Kita memang sudah melakukan komunikasi dengan teman- teman PKB soal pilkada. Tapi dalam waktu dekat soal resminya bergabung akan kami umumkan,”kata Budi HartonoseorangfungsionarisDPD PKS Bondowoso,kemarin. Budi, satu-satunya anggota DPRD Bondowoso dari kader PKS, mengaku memiliki pertimbangan dalam menentukan aliansi dengan PKB.

”Kita tidak saja melihat siapa yang mengusung, tapi juga melihat figur calon,”katanya. Dalam pertarungan pilkada Bondowoso ini, kata Budi, para pemilih masih memiliki kecenderungan buruk.

”Mayoritas pemilih masih condong ke money politik. Tapi yang jelas PKS nantinya tidak akan golput dan tetap menentukan pilihan,”katanya. Sedangkan Ketua Tim SuksesAmien- Haris,Achmad Dhofir membenarkan rencana bergabungnya PKS.

Namun, dia belum bisa memastikan apakah rencana PKS tersebut sudah final.”Kita membuka pintu untuk PKS maupun warga masyarakat. Kita percaya teman- teman PKS memiliki militansi untuk menggalang dukungan,” kata Achmad Dhofir. (p juliatmoko)

Rabu, 11 Juni 2008

PILKADA KAB MADIUN : Calon Dukungan PKS Kampanye

jawapos.

Toba Berharap Dukungan PNS
Kampanye Terakhir Gelar Rapat Umum

MADIUN - Pasangan H. Tomo Budi Harsojo-H. Bagus Rizki Dinarwan (Toba) menyerukan agar kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru memberikan dukungan kepada pasangan kandidat bupati dan wakil bupati ini. Dukungan tersebut layak diberikan karena keduanya memiliki latar belakang sebagai birokrasi dan tenaga pendidik.

''Saya adalah saudara panjenengan yang satu hati. Perjuangan saya sebagai pegawai negeri sudah cukup panjang,'' ujar Tomo saat berorasi di depan massa yang menghadiri rapat terbuka di Mejayan, kemarin (11/6).

Tomo juga menepis isu bahwa dirinya berencana memotong gaji perangkat desa jika terpilih menjadi bupati nanti. Menurut dia, isu tersebut sangat menyesatkan dan bertolak belakang dengan keputusan yang diambil saat Tomo masih aktif sebagai Ketua DPRD Kabupaten Madiun. ''Justru saya yang memperjuangkan agar tunjangan untuk perangkat dinaikkan. Karena itu para perangkat jangan termakan isu menyesatkan itu,'' katanya.

Pasangan yang diberangkatkan Partai Golkar tersebut juga mengajak agar kalangan generasi muda memberikan dukungan kepada Bagus. Jika terpilih maka Bagus akan tercatat menjadi wakil bupati termuda di Indonesia. ''Masa depan Kabupaten Madiun adalah milik generasi muda. Jadi pemimpin nanti sangat tepat kalau berasal dari figur muda,'' tegas Tomo.

Psangan Toba juga getol mempromosikan Kota Caruban menjadi salah satu pusat perekonomian di Jatim bagian barat. Selain menjadikan kota tersebut sebagai ibukota kabupaten, pasangan ini juga akan membuka pintu bagi investor utuk menanamkan modal di Madiun. ''Di Caruban akan dibangun pabrik-pabrik yang akan menyerap tenaga kerja,'' tambahnya.

Selain itu, untuk membuka akses ekonomi akan dibangun jalan tembus Madiun-Bojonegoro. Dengan pertimbangan, kabupaten tetangga tersebut memiliki potensi ekonomi yang cukup besar dengan produksi migasnya. Diharapkan pembukaan jalan tembus tersebut akan memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Madiun, khususnya Caruban.

Saat kampanye di Lapangan Jiwan, sebanyak 18 partai politik (parpol) peserta Pemilu 2004 memberikan pernyataan dukungan kepada pasangan Toba. Pernyataan dukungan tersebut diwakili oleh Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) H Moch Abbas. Bahkan saat kampanye di Mejayan, dua pengurus parpol yaitu Ketua Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) dan pengurus Partai Keadilan Sejahtera didaulat berorasi untuk mengajak anggota, kader dan simpatisan memberikan suara kepada pasangan nomor urut satu tersebut. (yup)

PILKADA MAGETAN : Dua Calon Bersaing Ketat

[ Kamis, 12 Juni 2008 ]
Dua Pasangan Bersaing Ketat
Kubu Radja dan SMS Sama-Sama Mengklaim Memenangi Pilkada

MAGETAN - Warga Magetan memilih! Hasilnya, pasangan Radja (H. Miratul Mukmin-H. Djarno) dan SMS (H. Sumantri-Samsi) bersaing ketat menuju kursi bupati dan wakil bupati Magetan periode 2008-2013 mendatang.

Hasil perhitungan cepat yang dilakukan tim sukses, kedua kubu sama-sama mengklaim menang pilkada. Versi tim Radja, memperoleh suara 45 persen atau 109 ribu. Sedang pasangan SMS memperoleh 42 persen atau sekitar 102 ribu dari total suara yang masuk 243 ribu.

Pasangan Radja mengklaim unggul di 10 kecamatan. Yakni, Kecamatan Poncol, Panekan, Parang, Bendo, Sukomoro, Kartoharjo, Barat, Karangrejo, Nguntoronadi dan Sidorejo. ''Hingga saat ini perhitungan masih berjalan, dan kami yakin menang,'' tegas Indra Priangkasa ketua tim pemenangan Radja, kemarin malam (11/6).

Tak mau kalah dengan Radja, pasangan SMS juga mengklaim unggul dengan perolehan suara 162.833. Sedang Radja memperoleh 149.524. Tim pemenangan SMS mengaku unggul di sembilan kecamatan. Yakni, Kecamatan Plaosan, Ngariboyo, Lembeyan, Kawedanan, Maospati, Karas, Magetan, Sukomoro dan Panekan. ''Itu hasil perhitungan tim kami melalui perhitungan manual dari TPS ke kecamatan dan langsung ke DPC,'' ujar Eko Wardoyo, tim pemenangan SMS dari DPP PDIP.

Berbeda dengan Radja dan SMS, tim pemenangan Sari justru mengaku kalah. Dari hasil tim Sari, pasangan nomor urut 3 itu hanya mendapat perolehan suara sekitar lima persen. ''Harus kami akui kalau kami kalah. Tapi bukan itu persoalannya. Yang penting bagaimana tim ini, khususnya partai bekerja maksimal,'' terang H. Marwan, Ketua DPC PKB Magetan.

Masih menurut Marwan, kekalahan Sari tersebut disebabkan minimnya sosialisai kedua kandidat. Alasannya, baik Sadeni maupun Asj'ari merupakan figur baru dalam kancah politik Magetan. Sehingga harus butuh waktu lama untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. ''Selain waktu, media sosialisasi juga sangat minim,'' katanya.

Sementara, tim pemenangan Saguh (H. Saleh Muljono-Teguh Martodiryo) mengaku belum melakukan perhitungan. Pihaknya memilih menunggu hasil perhitungan dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD). ''Kami belum tahu pastinya, masih menunggu KPUD saja,'' ujar H. Sutikno, ketua tim pemenangan Saguh.

Anggota KPUD Magetan, Muries Subiyantoro, menolak memberikan keterangan soal perhitungan suara. Alasannya, saat ini, hasil suara masih dihitung di tingkat kecamatan. ''Hingga saat ini belum ada data yang masuk, tunggu saja besok (hari ini),'' katanya.

Sadeni Kalah di Kampung Halaman

Dari pantauan koran ini, Miratul Mukminin atau akrab disapa Gus Amik menang telak di kampung halamannya. Di TPS 01 Kelurahan-Kecamatan Takeran, Radja mendapat 295 suara, SMS 57, Sari 1, dan Saguh 8. Di TPS 01 Kedungguwo (TPS Sumantri), pasangan SMS memperoleh SMS 497 suara, Radja 2, Sari 1, serta Saguh 13.

Yang menarik di tempat Sadeni mencoblos yakni di TPS 01 Getas Anyar. Pasangan Sari kalah. Di tempat tersebut, Sari memperoleh 89 suara. Untuk Radja 133, SMS 17, dan Saguh 3. Sementara di TPS tempat Saleh mencoblos (TPS 04 Karangrejo), pasangan Saguh menang telak. Hasilnya, Radja mendapat 12 suara, SMS 20, Sari 0, dan Saguh 254.

Di TPS 01 Takeran, Gus Amik datang ke TPS berboncengan motor bersama istrinya Ny. Titik Miratul Mukminin. Tampak pula putranya M Taufik. Gus Amik kemudian menyalami warga dan minta doa restu. Tak seberapa lama kemudian, ia mencoblos di bilik pertama. Sedangkan, istrinya di bilik kedua.

Kemudian, keduanya bersama-sama memasukan surat suara yang baru saja dicoblos ke dalam kotak pemungutan suara sambil melempar senyum dan melambaikan tangan. ''Hanya saya dan istri dan Taufik (putranya, red) yang menyalurkan hak pilihnya di sini,'' terang Gus Amik.

Sedang di TPS 04 Karangrejo, usai mencoblos, Saleh mengatakan, siapapun yang menang dalam Pilkada Magetan, wajib merealisasi program-program yang dijanjikan selama kampanye. Terutama, program yang mampu menyejahterakan rakyat.

''Karena, Magetan ini milik kita semua. Saya berharap pilkada ini berakhir dengan damai. Yang menang jangan tinggi hati. Yang kalah harus legawa. Magetan harus kondusif. Itu pesan saya,'' kata dia.

Saleh juga mengucapkan terima kasih atas kerja keras KPUD beserta jajarannya dan aparat penegak hukum di Magetan. Sebab, hingga masa pendaftaran serta kampanye berjalan relatif lancar. (dhy/dip/rif)

PILKADA MAGETAN : Calon Dukungan PKS Menang

Pilkada Magetan : RaDja Klaim Unggul 46% Suara

Magetan beritajatim.com- Melalui Media Centre Pasangan Miratul Mukminin-Djarno (RaDja), sejak pukul 13.15 WIB hingga petang ini, tim pemenangannya mengklaim pasangan tersebut unggul hingga 46 persen atau 87.201 suara dari 191.065 suara yang masuk.

Sedangkan pasangan Sumantri-H Samsi (SMS) mendapat 74.053 atau 40 persen suara. Dan pasangan Sadeni Hendarman-Ashari (SaRi) 5 persen atau SaRi 9.989 suara dan Saleh Muljono-Teguh Martodiryo (SaGuh) Saguh 16.116 atau 9 persen suara.

Perlu diketahui, pada Pilkada Kabupaten Magetan periode 2008-2013 ini, jumlah total pemilih adalah 532.340 pemilih yang tersebar di 11.157 TPS atau 235 desa dari 18 Kecamatan.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, petugas gabungan dari Polres Magetan, Polwil Madiun dan Brimob Jatim masih terlihat berjaga-jaga di kantor KPU dan kantor Panwaslu Magetan. Untungnya, sampai saat ini situasi dilapangan masih dalam keadaan kondusif dan aman. [kun]

Selasa, 10 Juni 2008

PILKADA JATIM : Mbah Idris Legowo PKS Bergabung Dukung KarSa

Senin, 09/06/2008 19:15 WIB
Setelah PKS Bergabung
Mbah Idris: Lebih Baik KarSa Beri Penjelasan ke Ulama
Reporter : Asmaul Chusna

Kediri beritajatim-Munculnya dukungan dari PKS kepada pasangan cagub-cawagub Soekarwo-Saifullah Yusuf (Gus Ipul) membuat ulama terpukul, tak terkecuali pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri.

Pasalnya, sejak awal pimpinan Pondok Lirboyo, terutama para pengasuhnya, mendukung sepenuhnya pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (KarSa) untuk maju dalam pilgub 2008. Meski mereka tak diajak berbicara saat PKS akan ikut koalisi, namun para pengasuh Pondok Lirboyo mengaku tak menarik dukungan.

"Kami tak apa-apa jika mereka (KarSa) menggandeng PKS. Dengan itu, kami juga tak menarik dukungan," ujar KH Idris Marzuki, pimpinan Pondok Lirboyo, Kota Kediri, Senin (9/6/2008).

Menurutnya, selama ini memang belum pernah bertemu dengan pasangan KarSa, terutama untuk menjelaskan masalah masuknya PKS dalam koalisi politik tersebut. "Belum, mereka belum ke pondok untuk sowan," katanya.

Meski demikian, Mbah Idris mengaku, dia tak merasa marah dengan sikap KarSa terkait dukungan dari PKS. Meski berbeda prinsip, tapi dalam masalah ini, pihaknya menyerahkan keputusan kepada KarSa. "Kabar penolakan itu hanya salah paham saja," tukasnya singkat.

Namun demikian, Mbah Idris mengatakan, untuk PAN sendiri, pihaknya sudah menerima penjelasan, sehingga hal tersebut tak dipermasalahkan. Namun demikian, dia berharap KarSa yang didukung para ulama itu memberi penjelasan setelah PKS bergabung. Tujuannya, untuk menghindari berbagai hal yang tak diinginkan.

Sejumlah pimpinan Pondok Lirboyo selama ini dikenal sebagai pendukung KarSa. Namun dukungan itu sempat mengendur setelah ada kabar yang mengatakan, ulama NU merasa terluka dengan sikap KarSa yang menggandeng PKS. Alasannya, ulama NU tak sejalan dengan prinsip PKS yang mudah menyebut bid'ah atas amalan agama warga muslim lainnya. (bj2)

PILKADA JATIM : Survei Popularitas Calon Dukungan PKS Masih Tertinggi

SURABAYA okezone.com- Para pasangan calon gubernur Jatim pantas risau. Pasalnya sekitar 35-44 persen penduduk Jatim masih belum memutuskan akan mencoblos atau tidak (undecided) pada hari pencoblosan pemilihan gubernur Jatim 23 Juli mendatang.

"Tingginya angka warga yang masih undecided ini harus diwaspadai oleh para calon gubernur. Mereka pantas risau karena posisinya belum aman," tegas Hariyadi dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga kepada wartawan, Selasa (10/6/2008).

Menurut Hariyadi dari hasil penelitiannya tersebut popularitas pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf masih mengungguli pasangan calon gubernurnya lainnya karena popularitasnya naik. Sementara itu pasangan Soenarjo dan Ali Maschan Moesa popularitasnya turun.

Namun meski pun popularitasnya turun, pasangan ini masih menempati posisi kedua bersaing ketat dengan pasangan Soekarwo dan Sifullah Yusuf.

Sedangkan popularitas pasangan Sujipto - Ridwan Hisyam masih stagnan berada di peringkat bawah. Yang unik malah terjadi di pasangan Achmady-Soehartono yang diusung PKB. Sebagaimana diketahui, PKB pemenang pemilu di Jatim. Namun, justru popularitas Achmady - Soehartono kecil.

"Popularitas Achmady nyaris habis karena sangat berhimpitan dengan Khofifah," pungkas Hariyadi. (fit)

PILKADA JATIM : Lirboyo Restui Gus Ipul Didukung PKS

KEDIRI sindo- Pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH Idris Marzuki merestui keputusan Syaifullah Yusuf yang menerima dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk memenangkan pilgub Jatim. Menurutnya tidak ada alasan untuk menolak siapapun yang ingin bergabung memenangkan Ipul.

Ditemui di rumahnya di kompleks Pondok Pesantren Lirboyo Kediri kemarin, ulama yang akrab disapa Mbah Idris ini mengatakan dirinya tidak pernah mempermasalahkan dukungan yang diberikan PKS kepada pasangan Karsa. Ia juga membantah kabar yang mengatakan dirinya marah kepada Ipul karena merasa tidak pernah diajak bicara soal bergabungnya PKS tersebut.

"Siapa bilang saya marah. Hubungan saya dengan Ketua PKS sangat baik, saya kenal beliau. Saya justru senang jika mereka mau membantu memenangkan Ipul," ujarnya.

Ia menegaskan, dalam situasi seperti ini, justru Ipul diminta lebih terbuka kepada siapapun yang ingin memberikan dukungan. Termasuk di antaranya dari PKS yang telah secara terbuka menyampaikan komitmen tersebut. Karena itu ia menganggap langkah Ipul yang meminta dukungan kepada siapapun untuk digandeng adalah sesuatu yang wajar.

Selain itu ia juga menegaskan jika sampai detik ini dirinya masih konsisten untuk mendukung Ipul. Sesuai dengan hasil istikharoh para kiai, sosok yang muncul adalah Ipul. Keputusan itulah yang kemudian dijadikan pegangan oleh Mbah Idris dan kiai sepuh lainnya untuk menjatuhkan pilihan kepada Ipul.

Bahkan untuk menghindari terjadinya benturan antara calon lain terutama yang sama-sama berangkat dari Nahdlatul Ulama (NU), Mbah Idris secara tegas menolak menerima mereka selain Ipul. Hal itu untuk menunjukkan keseriusannya dalam mendukung ketua umum GP Anshor tersebut.

"Saya memang menolak menerima calon lain yang ingin datang ke rumah. Ini untuk menghindari benturan saja," jelasnya.

Menariknya, saat ditanya tentang peluang Khofifah Indar Paranwansa yang diprediksi menjadi kuda hitam dan mengungguli calon lainnya, dengan tegas Mbah Idris menampiknya. Menurutnya survei yang mengatakan Kaji menempati urutan pertama sangat tidak independen. Ia bahkan bersikukuh jika hingga saat ini pasangan Karsa-lah yang menempati urutan pertama.

"Saya bukannya menolak pemimpin perempuan, sebab hal itu masih menjadi perdebatan di kalangan ulama sendiri. Namun apa bisa Khofifah memimpin masyarakat Jatim yang sangat banyak dan bermacam-macam ini?" tanyanya. (Hari Tri Wasono/Sindo/hri)

PILKADA JATIM : Pengamat : PKS Mesin Efektif Pemenangan Soekarwo

SURABAYA Okezone.com- Jelang pemilihan gubernur Jatim, partai-partai ramai-ramai lebih memilih kampanye door to door. Kampanye seperti ini dinilai sangat tepat dan efektif untuk menyentuh para pemilihnya, dibandingkan dengan pengerahan massa.

"Karena ternyata mesin yang dimiliki oleh partai, ternyata tidak memberikan kontribusi tinggi. Tapi bukan berarti tidak itu tidak penting. Karena ternyata mobilisasi oleh mesin partai hanya memberikan kontribusi sekitar 20 persen dari jumlah perolehan suara," ujar dosen Ilmu Politik Fisip Universitas Airlangga, Surabaya, Selasa (10/6/2008).

Menurut Hariyadi, yang terpenting untuk memenangkan pasangan calon gubernur, yakni bagaimana mengemas figur. Mengenalkan figur sebenarnya tidak cukup lewat kampanye dengan menggunakan mesin partai, tapi datang sendiri atau menggunakan personal guarantee.

"Kalau pun ada partai, paling hanya digunakan sebagai kendaraan awal. Kecuali beberapa partai tertentu seperti PKS yang mempunyai kemampuan untuk memobilisasi dukungan," kata Hariyadi.

Hariyadi kemudian mencontohkan pencalonan Soekarwo, yang formalnya diusung oleh Partai Demokrat dan PAN.

"Partai Demokrat tak lebih sebagai papan nama karena tidak melakukan apa-apa. PAN di sana-sini fragmented. Sedangkan yang nonformal PKS, sangat intensif sekali," pungkasnya.(hri)

Minggu, 08 Juni 2008

DPRD Kota Mojokerto : PKS Tolak Suap

Dewan Dituding Terima Suap
Sunday, 08 June 2008

MOJOKERTO(SINDO) – Isu kurang sedap menerpa DPRD Kota Mojokerto.Sejumlah anggota dewan diduga menerima suap sebesar Rp252 juta terkait Proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan tahun lalu.

Isu yang telah beredar di kalangan anggota Dewan Kota Mojokerto itu,upeti tersebut berasal dari pemotongan uang proyek DAK senilai Rp7 juta hingga Rp8 juta per masing-masing kepala sekolah SD/MI penerima. Dari total SD/MI penerima DAK tahun 2007 sebanyak 36 sekolah, sehingga jika dikalkulasikan, anggota Dewan dituding menerima upeti sekitar Rp252 juta dari total proyek Rp8,1 miliar itu.

Paulus Swasono Kukuh, anggota Komisi I DPRD Kota Mojokerto membenarkan adanya isu tersebut. Ia mengaku pertama kali mendengarnya salah satu anggota Dewan dari Komisi I, Cholid Firdaus. Namun, ia mengaku tak mengetahui secara pasti isu tersebut dihembuskan oleh siapa. ”Saya dengar dari Cholid beberapa hari lalu. Katanya, ia menerima aduan dari salah masyarakat terkait upeti ini. Saya sendiri tak tahu siapa yang mengadu itu,” ungkap Paulus.

Ia juga kesal dengan tudingan yang dilontarkan ke seluruh anggota Dewan itu. Pasalnya, si pelapor tersebut menyebut semua anggota Dewan telah menerima upeti ini. ”Kesal juga,wong saya sama sekali nggak menerima upeti yang dimaksud,”tandasnya.

Sementara Cholid Firdaus sendiri membenarkan jika ada laporan dari masyarakat terkait pemotongan dana DAKuntuk anggota Dewan.Ia mengaku, laporan tersebut berasal dari salah satu konstituennya. ”Saya dengar langsung dari mereka,”kata Cholid. Saat didesak siapa pelapor adanya upeti di gedung Dewan itu, politikus PKS ini mengelak untuk menyebut. ”Berdasarkan laporan, semua anggota Dewan yang dituding.

Dan ini perlu diluruskan secepatnya, agar tak menjadi gunjingan yang berkepanjangan,” tegasnya. Sekretaris Komisi III (Pendidikan), Ivan Sahrudi juga mengakui adanya isu tersebut. Kontan saja, isu upeti DAK ini membuat pihaknya merasa paling terpojok. Pasalnya,komisinya-lah yang membidangi pendidikan. ”Kami sama sekali tak menerima uang dari proyek DAK tahun 2007 itu. Dan kami ingin isu ini segera ditindak lanjuti anggota Dewan yang lain,”tegas Ivan. (tritus julan)

PILKADA JATIM : PKS Janji Antar KarSa ke Grahadi

08 Juni 2008, 16:13:56, Laporan Kholied Mawardi

PKS Janji Antar KarSa ke Grahadi

suarasurabaya.net| Partai Keadilan Sejahtera berkomitmen mendukung penuh pasangan Pakde KARWO dan Gus IPUL menjadi gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur 2008-2013. Ikrar dukungan dan pemenangan pasangan KarSa disampaikan dalam Milad X PKS di Gelora Pantjasila, Minggu (08/06).

JA’FAR TRIKUSWAHYONO Ketua umum DPW PKS Jawa Timur di hadapan ribuan kader PKS mengatakan, memilih pasangan KarSa dalam Pilgub Jawa Timur karena KarSa mau berkomitmen seperti yang diinginkan PKS.

”KarSa harus bisa menciptakan pemerintahan yang bersih tanpa ada KKN, alokasikan dana APBD untuk kepentingan rakyat kecil, dan selenggarakan pemerintahan yang profesional,” kata JA’FAR.

Untuk mewujudkan ambisi menjadikan KarSa sebagai pemimpin di Jawa Timur, selain menyolidkan dukungan dari PAN dan PD, JA’FAR juga meminta setiap kader minimal mendatangi sepuluh rumah. ”Anggap setiap rumah ada empat pemilih, sehingga seorang kader dapat menarik 40 pendukung mencoblos KarSa. Total kader yang dimiliki PKS seluruh Jawa Timur ada 6000 orang,” ujarnya.

Sekitar 3 ribu simpatisan dan pendukung PKS dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik memadati Gelora Pantjasila. Ruangan terasa sesak, bahkan banyak pendukung PKS rela menempati balkon. Penonton dihibur oleh Nasyid Shoutul Harakah, tim paduan suara, dan seni barongsai Mutiara Kenjeran Surabaya. (kho/tin)

MILAD X PKS di Jatim : Hidayat Minta PKS Tetap Jadi Massa Madani

Ketua MPR
Minta PKS Tetap Jadi Massa Madani

suarasurabaya.net| Insiden Monas yang terjadi tepat saat peringatan Hari Pancasila pada Minggu (01/06) lalu, disesalkan HIDAYAT NUR WAHID. Ketua MPR RI ini di depan ribuan pendukung PKS mengatakan, sangat disayangkan insiden Monas yang menimbulkan korban luka.

”Massa PKS anti terhadap kekerasan, tidak main sweaping, dan anti penindasan. Serta tidak berusaha menambah jumlah tuhan dan nabi. Massa PKS adalaha massa madani,” kata HIDAYAT.

Massa PKS, menurut HIDAYAT, menginginkan pemimpin yang berbeda dengan gubernur sebelumya. Makanya PKS mendukung KarSa menjadi gubernur Jatim periode 2008-2013. Diharapkan nantinya ada perubahan dengan menjadikan KarSa sebagai gubernur dan wakil gubernur.

”Massa madani tidak membebek mengikuti arus. Serta pendukung PKS tidak membabi buta dalam menginginkan sesuatu. Perlu diingat massa madani berbeda dengan civil society yang selalu absurd dan tidak jelas,” ungkap HIDAYAT. (kho/tin)

PILKADA JATIM : Ribuan Kader PKS Penuhi Gelora Pancasila

Minggu, 08/06/2008 09:00 WIB
Ribuan Kader PKS Penuhi Gelora Pancasila

Reporter: Ida Akbar

Surabaya beritajatim.com - Sekitar 12 ribu kader dan simpatisan PKS memenuhi gelora Pancasila. Selain memperingati Milad ke 10, juga ikrar pemenangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa).

Begitu Cagub Soekarwo memasuki gedung, massa langsung berteriak-teriak. "Hidup KarSa, hidup KarSa," kata ribuan kader yang didominasi perempuan itu.

Selain disambut teriakan, kedatangan Soekarwo juga disambut dengan kesenian tradisional Cina Barongsai.

Suasana pun langsung meriha. Apalagi ketika Mc mengatakan seruan-seruan yang mengelu-elukan KarSa.

"Nggak ngoros liane, sing penting pakde," kata Mc, Priyo Aljabar.

Ribuan kader itu berasal berbagai kabupaten/kota di Jatim. Seperti Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.

Rencananya, mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid juga hadir. [eda/ted]

PILKADA JATIM : PKS Ikhlas Dukung KarSa

SURABAYA - SURYA-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ikhlas mendukung pasangan Soekarwo - Saifullah Yusuf dalam Pilgub Jatim, kendati mereka tidak tampil sebagai partai pengusung. Sebagai bukti kesungguhan itu, ribuan anggota PKS, mengumandangkan ikrar pemenangan KarSa di Gelora Pantjasila, Minggu (8/6). Hadir dalam acara itu mantan presiden PKS yang juga Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dan istri dr Diana Abbas Thalib Wahid, serta cagub Soekarwo. “Bagi kami tidak penting apakah menjadi pengusung atau pendukung.

Yang terpenting adalah melahirkan pemimpin Jatim yang berkualitas, yang mampu membawa Jatim lebih makmur dan sejahtera dari sebelumnya,” ujar Hidayat Nur Wahid.
Karena itu, PKS akan berlomba dengan partai pengusung maupun nonpengusung untuk membuktikan keseriusannya dalam memenangkan KarSa. “Orientasi kami bukan sekedar kekuasaan. Ini sebagai bentuk pengabdian PKS kepada Jatim,” imbuhnya.

Di sisi lain, cagub Soekarwo merasa bangga dengan dukungan PKS. “Kami memiliki kesamaan pandangan untuk membangun Jatim lebih baik,” katanya.

Koordinator PKS Jatim-Bali, Sigit Soesiantomo menambahkan, PKS akan menyumbangkan 2,3 juta suara bagi pasangan KarSa. Mereka akan menggerakkan 57.300 kadernya untuk memasarkan KarSa dengan sistem door to door. “Tidak ada sanksi bagi kader yang tidak mendukung pasangan ini. Karena saya yakin, kader PKS solid, dan tak ada satupun yang akan mbalelo,” katanya.

Di lain pihak, Hidayat Nur Wahid juga mengatakan, pada Pemilu 2009 nanti, PKS menargetkan meraih 10 kursi DPR RI dari Jatim. Saat ini, kursi DPR RI dari Jatim hanya satu kursi. k6/bet

PILKAD A JATIM : PKS Berharap KarSa Ubah Politik dan Pemerintahan

Minggu, 08/06/2008 10:55 WIB
Milad X PKS
PKS Berharap KarSa Ubah Politik dan Pemerintahan

Reporter: Ida Akbar

Surabaya beritajatim.com - PKS berharap dengan majunya Soekarwo-Syafullah Yusuf dalam Pilgub Jatim nanti ada semacam perubahan baik di pemerintahan maupun perekonomian Jatim.

"Kami memastikan Soekarwo-Syaifullah Yusuf," kata Sigit Soesiantomo Koordinator PKS Jatim-Bali, Minggu (08/06/2008) .

Bersama PAN dan Partai Demokrat, PKS siap memenangkan KarSa apalagi mesin politik saat ini sangat solid.

"Dengan segenap daya dan upaya kami akan memenangkan secara maksimal KarSa karena ada 2,3 juta suara yang dijanjikan PKS untuk mendukung Pakde-Syaifulah," katanya.

Apalagi di beberapa kota PKS memenangkan Pilkada di beberapa tempat di Jawa Timur.

Mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid saat ini sudah datang untuk memberikan tauziah kepada kader-kader PKS.

Meski mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid sudah datang, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) hingga siang ini belum nongol.[ted]

PILKADA JATIM: Milad X PKS, Ikrar Pemenangan KarSa

Reporter: Ida Akbar

Surabaya - Peringatan Milad ke-10 Partai Keadilan Sosial (PKS) benar-benar dimaksimalkan untuk menyolidkan struktur, kader dan simpatisan DPW PKS Jatim. Tak kurang dari 12 ribu kader dari Surabaya dan Sidoarjo memadati Gelora Pancasila Surabaya.

Sedikitnya 3 ribu massa kader dan simpatisan PKS dari Sidoarjo berkonvoi bersama untuk mengawali Milad ini. Mereka berak-arakan mulai dari jalan Aloha - A. Yani - Diponegoro - Polisi Istimewa sampai di Gelora Pancasila.

Mereka menggunakan bus, truk, mobil pribadi, kendaraan roda dua hingga kereta kelinci. Sementara 9 ribu massa dari Surabaya konvoi bersama dari 5 titik di Surabaya.

Dalam milad kali ini, DPW PKS Jatim ingin mengingatkan dan menunjukkan kepada masyarakat luas terkait kiprah PKS selama 10 tahun selama ini.

“Tidak sekadar muatan politis, momentum peringatan Milad ini juga digunakan untuk ajang pemberdayaan bagi keder dan masyarakat luas,” kata Ketua DPW PKS Jatim, Ja’far Trikuswahyono, di Gelora Pancasila Surabaya, Minggu (8/6/2008).

Acara milad yang dimulai sejak pukul 08.00 tadi, diisi berbagai penampilan seni nasyid, jula-juli, orasi politik, testimoni harapan tokoh masyarakat kepada PKS dan ikrar pemenangan KarSa. Diluar gedung, diadakan serangkaian acara untuk menghibur mereka yang tidak bisa mengikuti acara di dalam gedung. Diantaranya seperti senam PKS Nusantara, bazar dan pameran foto kiprah PKS.[eda/ted]

PILKADA JATIM : Ribuan Kader PKS Back Up KarSa

Ribuan Kader PKS Back Up KarSa
Sunday, 08 June 2008

SURABAYA (SINDO) – Para kandidat dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2008 patut mewaspadai pasangan Soekarwo- Saifullah Yusuf (KarSa).

Kemarin sekitar 8.000 kader PKS yang hadir dalam Milad PKS ke-X berikrar untuk memenangkan KarSa. Kader dan simpatisan PKS yang hadir itu hanya sebagian dari klaim puluhan ribu ”warga” PKS di Jatim. Ikrar pemenangan PKS ini dibacakan Ketua DPP Wilayah Dakwah Jawa Timur dan Bali Sigit Sosiantomo,Ketua DPW PKS Jawa Timur Ja’far Tri Kuswahyono,SekretarisUmum DPW PKS Jawa Timur,Arif Hari Setiawan, Ketua Tim Pemenangan Pemilu DPW PKS Jawa Timur, Yusuf Rohana.

Pembacaan disaksikan sesepuh PKS Hidayat Nur Wahid. Selain merayakan Milad, temu akbar kemarin digunakan untuk menyolidkan struktur dan kader serta simpatisan PKS di Jatim.Dengan begitu, PKS optimistis mampu memenuhi target pemenangan KarSa sebanyak 2,4 juta suara.Untuk memenuhinya, PKS menggunakan sistem direct selling,di mana tiap kader harus mengunjungi 1 rumah yang berisi 10 orang dengan target suara yang didapat dari anggota keluarga tersebut sebanyak 4 suara.

Hidayat Nur Wahid yang juga Ketua MPR RI dalam sambutannya mengatakan, kekuatan PKS di Jatim masih kecil. Karena itu, untuk menjadi besar dibutuhkan perubahan mendasar, salah satu caranya dengan mengusung pasangan gubernur. ”Program partai dan cagub, harus mampu memberdayakan masyarakat Jatim dan tidak membuat mereka hanya sekadar warga yang tidak diperhatikan,” katanya. Soekarwo yang kemarin hadir mengatakan, akan membuat kebijakan yang melibatkan masyarakat secara langsung.

Baginya, rakyat adalah objek kebijakan dan sudah seharusnya ikut merumuskan kebijakan itu sendiri. Pria yang identik dengan kumis tebal ini menganalogikan, dia dan seluruh partai pengusung pendukung dan juga masyarakat yang memilihnya berada dalam satu kapal. ”Kita ini ibaratnya berada dalam satu kapal.Maka harus ada komunikasi untuk bisa sampai pelabuhan. Inilah konsep demokrasi partisipatoris,” ungkapnya. (lukman hakim)

PILKADA JATIM : LIPUTAN MEDIA (2) : Kader PKS Putihkan GOR Pancasila

Minggu, 08/06/2008 09:36 WIB
Kader PKS Putihkan GOR Pancasila
Irawulan - DetikSurabaya

Surabaya - Ribuan kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur pukul 08.00 WIB memenuhi GOR Pancasila, Jalan Indragiri, Surabaya, Minggu (8/6/2008). Kader dan simpatisan ini datang untuk menghadiri Milad.

Momentum Milad ke-10 ini untuk mensolidkan struktur, kader dan simpatisan serta sebagai ajang ikrar bersama pemenangan cagub Jatim pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa). Ikrar pemenangan KarSa ini rencananya akan dibacakan Kawilda Jatim Bali Sigit Sosiantomo.

Ikrar tersebut berisi, "Kami para kader dan simpatisan PKS dengan sepenuh hati berikrar, bertekad untuk memenangkan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2008-2013 dalam rangka mewujudkan Jawa Timur yang bersih Peduli Profesional menuju Masyarakat adil dan Sejahtera".

Rencananya pembacaan ikrar ini akan disaksikan oleh Mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid dan sejumlah tokoh PKS lainnya seperti Ketua Umum DPW PKS Jatim Ja'far Tri Kuswahyono.

Selain orasi politik, Milad ke-10 yang dihadiri kader PKS baik dari Surabaya, Resik dan Sidoarjo juga digelar bazar dan hiburan. (wln/bdh)

PILKADA JATIM : PKS Gelar Ikrar Kesetiaan Untuk Pasangan Soekarwo-Saifullah

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ribuan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) se Surabaya, Sidoarjo dan Gresik menggelar ikrar bersama mendukung pasangan calon Gubernur Jawa Timur di Gelora Pancasila Jalan Indragiri Surabaya, siang ini (8/6).

Acara yang juga dikemas untuk memperingati milad (ulang tahun) PKS yang ke-10 ini juga dihadiri oleh Mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid, Calon Gubernur Soekarwo, Ketua DPP PKS Jatim-Bali Sigit Sosiantomo, Ketua DPW PKS Jatim Ja’far Trikuswahyono, serta beberapa pengurus PKS baik ditingkatan DPW maupun DPD-DPD se-Jatim.

Dalam sambutannya, ketua PKS Jatim Ja’far Trikuswahyono, meminta seluruh kader untuk bisa membantu pemenangan pencalonan Soekarwo-Syaifullah Yusuf dalam pilkada 23 Juli mendatang.

“Kita semua harus melakukan kampanye dengan santun dan damai serta mengikuti pola 1-10-4 yang artinya tiap kader harus bisa merekrut 10 keluarga yang didalam keluarga tersebut masing-masing terdiri dari 4 orang, jadi tiap kader harus bisa merekrut 40 pemilih,” kata Ja’far.

Dengan strategi ini, PKS yakin minimal akan menyumbangkan sebanyak 24 juta suara bagi kemenangan Karsa. Karennya, meski PKS bukanlah partai pengusung pasangan ini, namun dukungan PKS diyakini akan bisa mendongkrak suara pencalonan Karsa.

Dukungan PKS sendiri, lanjut Ja’far dilakukan karena adanya kesamaan visi dan misi antara partainya dengan yang dibawa oleh Karsa. Kesamaan visi dan misi tersebut bahkan sudah dituangkan kedalam kontrak politik antara keduanya yang berisi jika nantinya menang Soekarwo diharuskan untuk memimpin Jatim dengan bersih dan berkomitment untuk memberantas KKN.

Selain itu, kontrak tersebut juga mengikat Soekarwo untuk menjalankan pemerintahan yang pro rakyat. Dan terakhir adalah keharusan bagi Karsa untuk bisa menjalankan pemerintahan dengan provesional.

Sementara itu, meski PKS dalam hal ini hanyalah partai pendukung, namun Hidayat Nur Wahid menantang kepada partai Pengusung untuk bisa lebih bekerja keras daripada partai pendukung. “Jangan dilihat pendukung atau pengusung, yang penting yang mengusung harus lebih giat dan memenangkan demi pemerintahan yang bersih dan santun,” kata Hidayat. PKS dalam pencalonan Soekarwo-Syaifullah Yusuf memang hanyalah partai pendukung, karena pasangan ini sebenarnya diusung oleh Partai Demokrat, PAN serta PDI.

Soekarwo sendiri menjamin jika nantinya memimpin dirinya akan bersih dari KKN serta sepenuhnya mendorong pemberantasan KKN. “Slogan kami juga jelas, APBD untuk rakyat, sehingga dengan cara-cara yang profesional kami pasti menjalankan amanah ini,” kata Soekarwo.

Peringatan Milad serta ikrar kesetiaan kader PKS ini kemudian diakhiri dengan pembacaan bersama ikrar yang dipimpin oleh Ketua DPP PKS Jatim-Bali Sigit Sosiantomo. dan disaksikan langsung oleh Hidayat Nur Wahi, Sigit membacakan ikrar bersama yang berbunyi. “Kami para kader dan simpatisan PKS dengan sepenuh hati berikrar, bertekad untuk memenangkan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2008-2013 dalam rangka mewujudkan Jawa Timur yang bersih Peduli Profesional menuju Masyarakat adil dan Sejahtera”.

Usai ikrar, ribuan massa kader dan simpatisan PKS kemudian langsung meninggalkan lokasi acara untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Rohman Taufiq

Sabtu, 07 Juni 2008

PILKADA JATIM : 12000 Kader PKS Konvoi Kemenangan KarSa

Dalam rangka memenangkan Pilgub Jawa Timur, PKS Jatim akan mengerahkan 12 ribu kader dan simpatisannya dari Surabaya dan Sidoarjo untuk memutihkan GOR Pancasila Surabaya besok (8/6).

Tri Setyo Purwito, Ketua Panitia kegiatan, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima konfirmasi dari DPD PKS Kota Surabaya dan PKS Sidoarjo bahwa mereka akan melakukan konvoi dari seluruh DPC (Dewan Psengurus Cabang).

“Kami Mengajak seluruh masyarakat untuk mensukseskan Pilgub di Jawa Timur dan mengikrarkan pemenangan KARSA pasangan calon Gubernur yang didukung oleh PKS,” ujar Tri Setyo Purwito.

Selain kader yang jumlahnya 12 ribu, rencananya akan hadir pula Ketua MPR-RI DR. Hidayat Nur Wahid beserta Istri, Calon Gubernur DR. H. Soekarwo, SH., M.Hum, Bupati / Kepala Daerah Dukungan PKS, dan tokoh masyarakat.

Selain itu, juga akan digelar senam PKS Nusantara, pentas seni anak Jalanan, bazaar, serta pameran. Selain itu, Cak Priyo Aljabar akan turut memeriahkan acara Milad ke-X PKS Jawa Timur ini dengan menjadi MC pada acara Milad.

Panitia juga sudah menjadwalkan Ketua DPW PKS Jawa Timur Jafar Tri Kuswahyono, Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, dan Soekarwo untuk menyampaikan orasi dihadapan 12 ribu kader dan simpatisan PKS. (PKS Jawa Timur)

Jumat, 06 Juni 2008

RAPOR MERAH KINERJA WALIKOTA SURABAYA : Bambang DH bisa Diimpeach

Bambang DH Bisa Di-impeachment
Juni 6, 2008

SURABAYA (SINDO) – Kehadiran Wali Kota Bambang DH dalam sidang paripurna Selasa (3/6) malam tidak lantas membuat kalangan DPRD puas.

Sebaliknya, beberapa anggota Dewan tetap menganggap hal itu sebagai bentuk tindakan merugikan. Bahkan mengancam akan mengambil langkah hak interpelasi, hak angket hingga impeachment. Penilaian tersebut muncul karena Bambang DH belum memberikan penjelasan secara detail tentang alasan kepergiannya ke Manado.Begitu juga saat yang bersangkutan duduk di tengah-tengah rapat paripurna laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj), Selasa (3/6) malam lalu. Anggota Fraksi Demokrat Keadilan (FDK) Akhmad Suyanto mengatakan, secara moral wali kota telah melecehkan anggota DPRD dengan tindakan tersebut. Hal itu sama halnya dengan pelecehan terhadap rakyat sebagai kelompok yang memilihnya.

‘’Kehadiran wali kota dalam paripurna kemarin lusa kami anggap belum selesai. Kecuali, dia memberikan penjelasan kepada publik atas masalah itu. Kenapa acara sepenting itu sampai ditinggal,’’ ujar Suyanto kepada SINDO kemarin. Desakan tersebut terpaksa diberikan, mengingat banyak kejanggalan yang muncul.

Untuk disposisi pelimpahan kepada wakil wali kota misalnya, ternyata baru dibuat pada 3 Juni (tepat pada acara paripurna LKPj digelar). Itu sebabnya, Yanto berharap wali kota tidak berdiam diri atas masalah itu. Sebab, bukan tidak mungkin DPRD akan menggunakan haknya sebagai penegas tindakan indisipliner wali kota tersebut.

Baik dalam bentuk hak interpelasi, hak angket, maupun impeachment . ”Sekali lagi, DPRD memang tidak bisa memberikan sanksi seperti menolak atau menerima LKPj itu. Namun, DPRD bisa menggunakan hak-hak tersebut,’’ ungkapnya. Wali Kota Surabaya Bambang DH belum bisa dikonfirmasi mengenai masalah tersebut. Namun Wakil Ketua DPRD Budi Harjono mengatakan, yang terpenting bagaimana proses LKPj tersebut berjalan.

Sesuai aturan yang ada, penyampaian pembahasan LKPj adalah 30 hari setelah diserahkan. ”Selasa kemarin adalah hari terakhir penyampaian rekomendasi LKPj. Kalau sampai ditunda hanya karena wali kota tidak hadir, ini justru akan kacau,’’ tandasnya. (ihya’ ulumuddin)

Anggot DPRD PKS, Yulyani Perjuangkan Retribusi yang Memihak Rakyat

Jawapos, Jum'at, 06 Juni 2008

Retribusi Sampah Mal dan Gerai Restoran Rp 50 Ribu Per Bulan

SURABAYA - Berapa besar retribusi sampah yang dibayarkan mal dan gerai restoran cepat saji setiap bulan ke pemkot? Berdasar Perda No. 4/2000, jumlahnya ternyata hanya Rp 50 ribu per bulan. Padahal, mayoritas sampah dari mal-mal adalah sampah anorganik yang relatif sulit terurai.

''Itu sangat tak adil. Bayangkan, sampah dari gerai makanan cepat saji kebanyakan adalah plastik, styrofoam, dan benda-benda yang sulit diurai lainnya,'' kata anggota Komisi B DPRD Surabaya Yulyani.

" Apalagi keuntungan yang didapat dari usahanya pasti sangat banyak,'' imbuh kader PKS tersebut.

Untuk itu, Yulyani mengusulkan agar perda tersebut direvisi. ''Ada sejumlah hal di perda tersebut yang tumpang tindih dan harus segera disesuaikan dengan kondisi sekarang,'' ucapnya. Untuk itu, Yulyani mendesak agar pembahasan perda baru tentang sampah segera dilakukan.

Yulyani memang tidak asal ngomong. Kendati sekilas bagus, perda tersebut justru menimbulkan potensi tumpang tindih mengenai kewenangan pengelola sampah. Perda tersebut menyebut empat belas institusi sekaligus. Antara lain, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan Daerah, Dinas PU Daerah, Kantor Perindustrian, dan Kantor Pembangunan Desa. Lalu, Wakil Wali Kota, Camat, Lurah, RW, RT, Bagian Perekonomian, Perusahaan Daerah Pasar Surya, Unit Terminal Angkutan Umum, dan Badan Pelaksana Ketertiban Kota (Bapeltibta). Saat ini, sebagian besar di antara 14 instansi itu telah berubah nama. Ada juga yang dihapus.

Terobosan sebenarnya pernah dilakukan Kepala Bappeko Tri Rismaharini saat masih menjabat kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Ketika itu, Risma mengundang seluruh pengelola mal. Dia meminta pemilik mal menyesuaikan retribusi sekaligus menata pengelolaan sampahnya.

Langkah itu dipuji Yulyani. ''Upaya Bu Risma memang bagus. Tapi, lebih bagus lagi kalau ada payung hukum yang bisa menstandarkan seperti apa pengelolaan awal sampah di mal dan seberapa besar retribusinya,'' ucapnya.

Yulyani bercerita, dalam sebuah hearing, Risma (yang saat itu masih menjabat sebagai kepala DKP) setuju soal pembahasan perda sampah baru. Namun, karena UU pengelolaan sampah belum lahir, diputuskan untuk di-pending dulu sambil menunggu UU tersebut digedok. ''Dan, bulan lalu, UU Nomor 18 tentang Pengelolaan Sampah sudah disahkan. Jadi, tunggu apa lagi,'' ucapnya.

Soal pengelolaan sampah di masyarakat, Yulyani justru menyampaikan apresiasi positif. ''Saya lihat, justru sejumlah RW dan kelurahan mempunyai sistem pengelolaan sampah yang luar biasa. Seharusnya, itu dicontoh oleh mal-mal,'' tandasnya. (ano/oni)

PILKADA JATIM : PKS Siap Kerahkan 12000 Massa Ikrar Menangkan KarSa

jawapos, Jum'at, 06 Juni 2008
PKS Ikrar Menangkan KarSa

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lusa (8/6) merayakan milad-nya yang ke-10. Acara yang diadakan di GOR Pantjasila, Jl Indragiri, Surabaya, itu bakal dijadikan ajang unjuk kekuatan karena akan mengundang sedikitnya 12 ribu kader PKS se-Jawa Timur. Mereka akan berikrar bersama untuk memenangkan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) dalam pilgub 23 Juli mendatang.

"Melalui acara itu, kami juga menyolidkan barisan untuk memenangkan Karsa," kata Yusuf Rohana, ketua tim pemenangan pemilu PKS Jatim.

Dia mengungkapkan, PKS tidak begitu sulit untuk menyolidkan kadernya dalam memenangkan Karsa. Sebab, PKS memiliki jaringan yang kuat melalui sayap-sayapnya.

Sayap tersebut adalah Gema Keadilan, Petani, dan Pemuda Lingkungan. Menurut dia, ketiga sayap itu menggarap wilayah yang berlainan. Gema Keadilan mendulang dukungan di wilayah kampus. Sayap Petani bekerja di wilayah masyarakat pertanian, umumnya di pedesaan.

Sayap Pemuda Lingkungan menggarap wilayah pemuda yang tidak tercakup di kedua wilayah tersebut. Selain itu, PKS telah menyiapkan barisan perempuan yang bernama Pos Wanita Keadilan (PWK) yang siap mendulang suara. (eko)

PILKADA JATIM : PKS Optimis Menangkan KarSa

SURABAYA - Partai Kedilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur optimis dapat menyumbangkan suara minimal sebesar 2,4 juta suara untuk mengantarkan pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf sebagai gubernur dan wakil gubernur Jatim pada pemilihan gubernur 23 Juli mendatang.

Suara ini berasal dari kader dan simpatisan PKS di Jatim. PKS Jatim yakin dapat menyumbangkan suara sebanyak itu, karena saat ini saja jumlah kader PKS di Jatim sudah mencapai 57.300

"Kami berdasarkan pengalaman pilkada di beberapa daerah di Jatim yang di dalamnya PKS ikut terlibat seperti Pasuruan, Trenggalek, Sidoarjo, Gresik, Ngawi, Mojokerto, Gresik, Pacitan, Probolinggo Pamekasan dan Kota Malang selalu menang," kata Irwan Setyawan, juru bicara PKS Jatim saat dihubungi okezone, Jumat (6/6/2008).

Dalam pilgub ini PKS berharap daerah-daerah yang menjadi kantong suaranya, terutama di daerah mataraman seperti Ngawi, Magetan, Nganjuk Madiun dan lainnya, dapat memberikan suara yang cukup signifikan untuk pemenangan Soekarwo-Saifullah Yusuf.(hri)

PILKADA JATIM : PKS Bagi Sembako Plus Kampanyekan KARSA

SURABAYA - okezone.com Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur bagi-bagikan sembako di kawasan Kelurahan Putat Jaya Surabaya. Ada sekitar 50 bungkus sembako yang dibagikan kepada warga hari ini.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Milad PKS ke X yang puncak kegiatannya akan dilakukan di Gelora Pancasila Surabaya pada Minggu (8/6/2008) mendatang yang rencananya akan dihadiri sekitar 12 ribu kader dan simpatisan PKS Jatim.

"Pembagian sembako ini merupakan bagian dari kegiatan milad (hari lahir) ke X PKS yang bertema tanggap pangan," kata Irwan Setyawan juru bicara PKS Jatim.

Dalam pembagian, terdapat beberapa pengurus teras DPC PKS Surabaya yang langsung turun ke lapangan door to door membagikan sembako kepada warga.

Selain membagikan sembako secara door to door kader PKS juga mengajak berdialog untuk menjaring aspirasi masyarakat.

"Tapi jika ada yang menanyakan sikap PKS terhadap calon gubernur ya akan kita terangkan," ujar Irwan.

Sembako yang dibagikan PKS hari ini merupakan sumbangan dari para kader PKS di Jatim. Para kader PKS diminta untuk menyumbangkan minimal 1kg beras dan mi instan yang kemudian dikumpulkan oleh DPW. Hingga saat ini beras yang sudah terkumpul sudah mencapai 30 ton.

"Dari bantuan yang sudah terkumpul tersebut akan kami distribusikan, karena kegiatan bagi-bagi sembako ini bukan hanya di Surabaya sekali saja, tapi juga dilakukan di daerah lain dan terus bergulir," pungkas Irwan. (fit)

Kamis, 05 Juni 2008

PILKADA JATIM : PKS JATIM Panaskan Mesin Politik

Kamis, 05/06/2008 17:14 WIB
PKS Solidkan Mesin Politik di Milad X
beritajatim.com
Reporter : Ida Akbar

Surabaya - Mesin politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali disolidkan. Kali ini, pemanasan mesin politik itu melalui ajang milad ke X PKS.

Ketua Tim Pemenangan Pemilu Korwil Jatim, Yusuf Rohana mengatakan selain memperingati hari lahir PKS, juga untuk mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk bangkit dari segala keterpurukan dan meyakinkan mereka akan munculnya kegemilangan di Jatim.

"Apalagi sebentar lagi ada pilgub, saya ajak masyarakat untuk sukseskan pilgub dan mengikrarkan pemenangan KarSa pasangan calon yang didukung PKS," katanya kepada wartawan di RM Biyung, jalan Gubeng Surabaya, Kamis (5/6/2008).

Rencananya, dalam milad yang akan digelar pada Minggu 8 Juni mendatang di GOR Pancasila Surabaya ini, akan mengerahkan 12 ribu kader dan simpatisannya dari Surabaya dan Sidoarjo.

Milad juga akan dihadiri ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid beserta istri, cagub Soekarwo dan bupati/walikota yang didukung PKS, serta beberapa tokoh masyarakat.

"Sekalian menunjukkan kekuatan PKS di Jatim," tuturnya.

Yusuf mengatakan untuk pemenangan pasangan KaRsa pihaknya sudah mengerahkan 57.300 kader yang aktif di seluruh Jawa Timur. Dan masing-masing kader harus bisa mengumpulkan 10 rumah tangga. Dari satu kepala keluarga diharapkan bisa mengumpulkan 4 suara.

Kader dan simpatisan ini tambah Yusuf sudah mulai bergerak dari desa hingga ke kota. Beberapa kota yang menjadi target mereka adalah kawasan Mataraman dan kawasan Malang Kota dan Surabaya tentunya.

"Target kita bisa menyumbangkan 2,3 juta suara untuk KarSa," paparnya.[eda/kun]

PILKADA JATIM : Peta Persaingan Calon

Salam : KarSa Pesaing Berat, Semua Tim Bidik grassroot
Wednesday, 04 June 2008
SURABAYA - SURYA-Pasangan cagub -cawagub Soenarjo - KH Ali Maschan Moesa (Salam) menganggap pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) sebagai pesaing terkuat dalam pertarungan Pilgub Jatim mendatang. Karenanya, Tim Pemenangan Salam tak akan diam menghadapi gencarnya sosialisasi yang dilakukan Tim KarSa.
Selain lebih meningkatkan kinerja mesin politik Partai Golkar dan NU, pasangan Salam juga mengaktifkan relawan-relawan di daerah-daerah. “Hasil survei menunjukkan demikian, KarSa adalah pesaing utama kami,” ujar Ali Maschan Moesa, dalam Rapat Koordinasi Pemenangan Salam di kantor DPD Partai Golkar, Jl A Yani Surabaya, Selasa (3/6).

Menurut Ali, untuk mewaspadai gerakan KarSa ini, pihaknya lebih meningkatkan frekuensi komunikasi dengan masyarakat. “Kami sekarang fokus menggarap kalangan bawah. Kalau saya dengan berkeliling terus untuk pengajian. Pak Narjo dengan wayangan,” katanya.

Pemantapan untuk menggarap pemilih kalangan bawah ini dilakukan, karena Tim Pemenangan Salam sudah menggarap kalangan menengah jauh-jauh hari. “Kami masih punya waktu 49 hari, karena itu harus ada pengembangan dan kerja keras semua elemen,” ujarnya.

Dalam kesempatan sama, cagub Soenarjo menampik bila popularitasnya mulai menurun, meski dari beberapa hasil survei posisinya masih di atas. “Saya nggak yakin itu, tapi memang tak boleh sembrono. Saya tetap optimistis. Itu sebagai pemicu bagi saya dan Pak Ali untuk lebih meningkatkan kinerja,” elaknya.

Pasangan KarSa sendiri juga mengakui, pasangan Salam bukan lawan yang ringan. Demikian pula dengan empat pasangan lainnya, Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR), Khofifah-Mudjiono (KaJi), dan Achmady-Suhartono (Achsan). “Kami memandang semua pasangan lawan sama-sama kuat.

Karena itu, kami tidak akan gegabah dan terus memantau pergerakan mereka,” ujar Gus Ipul, saat berkunjung ke RedaksI Surya dengan pasangannya, Soekarwo.

Senada dengan Salam, Tim Pemenangan PKS juga berniat menggarap pemilih bawah untuk mendongkrak perolehan suara pasangan KarSa. Korwil Jatim dan Bali DPP PKS, Sigit Sosiantomo mengatakan, untuk menyukseskan target itu, pihaknya bakal mempertemukan KarSa dengan para kader PKS. Rencana ini akan dibarengkan dengan Milad PKS yang digelar 8 Juni 2008 di Gelora Pantjasila Surabaya.

“Milad PKS yang sekalian mengundang pasangan KarSa, untuk lebih menyosialisasikan di kalangan kader, agar kader bisa segera running memasarkan KarSa,” ujarnya.

Demikian juga kubu Sutjipto-Ridwan (SR). Mereka mengaku terus sosialisasi. Mereka tidak percaya dengan hasil survei yang menyatakan dukungan untuk pasangan SR menurun.

“Kami tidak percaya hasil survei. Tim kami bekerja semaksimal mungkin untuk turun ke masyarakat langsung. Di Jabar dan Pasuruan, pemimpin yang terpilih awalnya malah tak diunggulkan,” ujar Saleh Ismail Mukadar, Ketua Tim Pemenangan SR. bet/k6

PILKADA JATIM : 12 000 Massa PKS akan Hadiri MILAD 10 PKS dan Deklarasi Kemenangan KARSA bersama PKS

Surabaya - Dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kepada pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) mulai dibuktikan. PKS akan melakukan pemanasan mesin politiknya pada Minggu, 8 Juni 2008.

Diprediksikan 12 ribu kader dan simpatisan PKS akan dikumpulkan di Gelora Pancasila Surabaya dalam rangka Milad ke-10 sekaligus launching dukungan kepada KarSa. Event itu akan dijadikan pemanasan mesin politik partai untuk memangkan KarSa dalam pemilihan Gubernur Jatim, 23 Juli 2008.

“Momentum ini dijadikan PKS untuk memanaskan mesin politik menjelang Pilgub Jatim 2008 dan Pilpres 2009,” kata Ketua Tim Pemenangan Pemilu Wilayah PKS Jatim Yusuf Suhana dalam jumpa pers di Rumah Makan Biyung Jalan Gubeng, Kamis (5/6/2008).

Yusuf mengungkap Milad ke-10, selain dihadiri mantan Presiden PKS, Hidayat Nurwahid juga menghadirkan Soekarwo-Saifullah Yusuf. “Dalam perayaan Milad ini seluruh kader yang hadir akan membacakan ikrar bersama untuk memenangkan KarSa. Ajang ini kita jadikan show of force,” ungkapnya.

Yusuf mengatakan untuk pemenangan pasangan KarSa, pihaknya sudah mengerahkan 57.300 kader yang aktif di seluruh Jawa Timur. Dan masing-masing kader harus bisa mengumpulkan 1O rumah tangga. Dari satu kepala keluarga diharapkan bisa mengumpulkan 4 suara.

Kader dan simpatisan ini tambah Yusuf sudah mulai bergerak dari desa hingga ke kota. Beberapa kota yang menjadi target mereka adalah kawasan Mataraman (Jawa Timur bagian barat) dan kawasan Malang Kota dan Surabaya.

“PKS mematok target untuk KarSa 2,3 juta suara,” tandasnya dengan percaya diri.
(gik/gik)

RAPOR MERAH KINERJA WALIKOTA SURABAYA : Pandangan Ahmad Jabir

Jawapos.co.id Kamis, 05 Juni 2008,
Di Balik Rapor Merah Paripurna Istimewa DPRD Surabaya

Akibat Dispenduk dan Dispendik Tidak Sinkron

Oleh: Ahmad Jabir, anggota MPW PKS Jawa Timur

Sidang paripurna istimewa DPRD Surabaya pada 3 Juni lalu yang berlangsung panas dan tegang adalah sesuatu yang wajar. Mengingat, agenda paripurna tersebut membahas rekomendasi DPRD terhadap laporan keterangan pertanggungjawaban wali kota sebagai kepala daerah dalam rangka pelaksanaan tugasnya selama setahun (2007).

Mengapa wajar jika ketegangan itu terjadi? Agenda tersebut berpotensi memunculkan dua kubu penyikapan terhadap LKPj wali kota yang berhadap-hadapan. Sebagai wakil rakyat yang, antara lain, punya tugas pokok mengawasi pemerintah, kepala daerah menjalankan program pemerintah daerah dan menggunakan APBD.

Maka, akan muncul sekelompok anggota dewan yang karena dorongan rasa tanggung jawab terhadap amanah rakyat sebagai perwakilan mereka kemudian mengkritik secara tajam dan mendasar. Sementara itu, sebagai konsekuensi logis sistem pemerintahan kita yang menganut paham negara demokrasi, untuk bisa menjadi wali kota, seseorang harus diusulkan oleh partai. Jadi, akan muncul pula anggota DPRD yang tidak rela begitu saja wali kota yang diusungnya mendapatkan kritik tajam dari anggota DPRD lain. Apalagi, kritik dan catatan tersebut mengarah pada penilaian rapor merah.

Sebenarnya, kejadian seperti paripurna pada Selasa lalu itu pernah terjadi pula saat paripurna istimewa setahun lalu, yang dilaksanakan oleh DPRD dengan agenda yang sama. Sekadar mengingatkan, tahun lalu ketika paripurna istimewa untuk rekomendasi terhadap LKPj wali kota 2006, terjadi ketegangan antara anggota DPRD dari Fraksi PDIP dengan anggota DPRD fraksi lain yang berbuntut munculnya berbagai interupsi dan skorsing sidang serta walk out (WO)-nya anggota DPRD dari FPDIP. Bedanya sekarang, yang WO dari paripurna adalah yang dari non-FPDIP, meskipun muatan penyebabnya adalah sama.


Database Kota sebagai Akar Masalah

Ketegangan pada paripurna adalah buntut pencermatan DPRD terhadap LKPj wali kota yang cenderung bermasalah dalam penyajian data-data. Poin-poin yang dipertanggungjawabkan menuai pertanyaan yang tidak sedikit. Repotnya lagi, bermasalahnya data-data yang disajikan ternyata tidak bisa dijawab dengan jelas dan objektif oleh pemerintah kota supaya bisa diterima oleh DPRD.

Tidak jelas mana data yang valid dan yang salah. Jika merujuk silang data kependudukan yang ditampilkan dengan data-data sektor lain, didapatkan banyak ketidaksinkronan. Yang mencolok, antara lain, terkait dengan kesra (kesejahteraan rakyat). Yaitu, data tentang kependidikan dan ketenagakerjaan.

Kalau dicermati, data-data itu memang bisa sangat membingungkan. Data tersebut adalah data yang disampaikan oleh wali kota dalam laporan kinerjanya selama 2007 (dokumen LKPj wali kota 2007). Data sebagaimana tabel di atas tentu diambil dari SKPD yang berkompeten dalam bidangnya.

Sebagai contoh, lihat data kependidikan. Perlu dipahami bahwa di Indonesia, usia 7 tahun wajib masuk SD, sedangkan usia 6 tahun diperbolehkan masuk SD. Karena itu, di Surabaya, untuk pendaftaran di SDN, diutamakan yang berusia 7 tahun. Lalu, baru sisanya boleh dimasuki oleh yang berusia 6 tahun. Sehingga, wajib belajar 12 tahun (enam tahun di SD, tiga tahun di SMP, dan tiga tahun di SMA) mengandung konsekuensi bahwa usia 7 s/d 18 tahun adalah usia wajib belajar.

Usia sekolah adalah usia antara 6 s/d 18 tahun. Perlu juga diketahui bahwa di Surabaya, kepedulian dan kesadaran masyarakat/orang tua terhadap pendidikan usia dini sangat besar. Rata-rata, anak berusia 6 tahun sudah siap memasuki pendidikan di SD. Sebab, pendidikan usia dini rata-rata dilakukan untuk anak usia 4 s/d 5 tahun.

Data yang disajikan oleh dinas pendidikan (dispendik) menyebutkan, usia sekolah di Surabaya pada 2007 berjumlah 492.495 anak (akumulasi dari SD/MI = 270.076, SMP/MTs = 114.733, dan SMU/SMK/MA = 107.686). Validitas data tersebut patut dipertanyakan. Sebab, jika dilihat dari data kependudukan yang dikeluarkan oleh dinas kependudukan (dispenduk), usia 6 s/d 16 tahun saja sudah berjumlah 492.490 anak.

Jumlah itu sudah hampir sama dengan data anak usia sekolah yang diklaim oleh dinas pendidikan. Tepatnya, terdapat selisih lebih sedikit saja, yakni lima anak. Jika data dispenduk tersebut ditambah usia 17 s/d 18 tahun dengan perkiraan jumlahnya 2/3 dari usia 17-19 tahun, ada tambahan 80.812 anak lagi yang berada dalam usia sekolah. Jadi, jumlah anak usia sekolah bisa mencapai 573.302 anak. Itu kan angka yang jauh lebih besar daripada angka anak usia sekolah yang diklaim oleh dinas pendidikan, yakni 492.495 anak.

Karena itu, penyajian data oleh dinas pendidikan bisa sangat menyesatkan dan merugikan. Jika selama ini dinas pendidikan merencanakan pendidikan dengan mengacu data-data tersebut, tidak mengherankan bila perencanaannya tidak akurat dan menyisakan banyak persoalan.

Kondisi itu juga menunjukkan betapa masih sangat kentalnya ego sektoral antarsatuan kerja pemerintah daerah (SKPD). Sehingga, akurasi data yang mestinya bisa diselesaikan dengan sinkronisasi melalui koordinasi antar-SKPD, dalam hal ini dinas pendidikan dan dinas kependudukan, tidak dilakukan. Masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Kalau kebiasaan seperti itu diteruskan, kota bisa "hancur".

Selanjutnya, juga perlu dipertanyakan metode dinas pendidikan dalam mengumpulkan data anak usia sekolah tersebut. Bagaimana cara menghimpunnya. Apakah melalui pencacahan langsung dari rumah ke rumah atau bagaimana? Itu kelihatan sepele. Tetapi, jika tidak dibenahi, hal tersebut bisa merugikan masyarakat.


Empat Langkah Solusi

Jika tidak ingin memiliki budaya bersitegang tahunan sebagaimana paripurna istimewa kemarin, juga kalau ingin pembangunan kota ini memiliki arah dan progres yang benar sehingga tidak merugian masyarakat, ada empat langkah yang harus dilakukan. Bukankah usia kota ini sudah cukup tua (715 tahun) untuk bisa belajar dari pengalaman perjalanannya.

Pertama, Pemerintah Kota Surabaya harus melakukan transparansi data dengan melakukan transparansi pencacahan sampai penyajian kepada publik. Sehingga, dalam perbedaan data yang ditampilkan oleh LKPj wali kota, bisa terlihat letak kesalahannya. Mengingat, data tersebut berkaitan dengan leporan kinerja wali kota selama setahun. Jika tidak dilakukan serta kalau LKPj memuat data yang tidak valid dan tidak akurat, bisa muncul dugaan pengelabuan publik.

Kedua, pemerintah kota harus melakukan koordinasi sinkronisasi data secara serius. Karena itu, sebagaimana kasus yang saya contohkan tersebut, dua dinas itu harus segera dipanggil oleh wali kota untuk dimintai pertanggungjawaban agar tidak memunculkan ketidakpercayaan publik.

Ketiga, ke depan, semestinya dinas pendidikan dan SKPD lain menjadikan data kependudukan yang dikeluarkan oleh dispenduk sebagai acuan. Sehingga, tidak ada dua data yang saling berbeda. Dispenduk bisa menyajikan data penduduk berdasar usia tanpa mengelompokkannya dalam kelompok umur rentang usia, melainkan kelompok umur per usia sehingga mudah dilihat. Saya yakin dispenduk punya itu. Tinggal apakah dinas pendidikan selama ini berpikir meminta data tersebut.

Keempat, kalau dinas pendidikan dan SKPD lain mau kerja keras dan sungguh-sungguh untuk kepentingan SKPD-nya, dia bisa melakukan verifikasi. Kalau empat langkah itu dilakukan, saya yakin tidak terjadi perbedaan data yang sangat merugikan publik seperti sekarang. Wallohu a’lam.... (*)

RAPOR MERAH KINERJA WALIKOTA SURABAYA : PKS Temukan Kesalahan Data Walikota

Rapor Merah di Paripurna Istimewa

sumber : jawapos.co.id

SURABAYA METROPOLIS- Rapat paripurna istimewa DPRD Surabaya kemarin memang berjalan “sangat spesial”. Pasalnya, Wali Kota Surabaya Bambang D.H. tidak hadir karena pergi ke Manado untuk mengikuti rapat yang digelar Dirjen Pajak. Ketua DPRD Surabaya Musyafak Rouf pun tak datang dengan alasan sakit. Salah satu anggota dewan dari Partai Keadilan Sejahtera akhirnya memutuskan walk out.

Sejatinya, rapat paripurna kemarin membahas rekomendasi DPRD Surabaya terhadap LKPJ (laporan keterangan pertanggungjawaban) wali kota 2007. Mayoritas anggota dewan, rapor LKPJ wali kota tersebut “sangat merah”. Menurut anggota Komisi A DPRD Surabaya Akhmad Suyanto, ada sejumlah ketidaksinkronan data dalam LKPJ itu. ”Saya menemukan dua catatan kependudukan. Di dalam laporan itu, penduduk Surabaya ada yang tertulis 2,8 juta jiwa, sementara di halaman lain disebutkan 2,2 juta jiwa. Mana yang benar?” ucap kader PKS itu.

Suyanto menjelaskan, Kadispenduk Capil Ismanu sempat mengakui bahwa data kependudukan antara kelurahan dan kecamatan kerap tidak cocok. Karen itu, kesalahan tersebut bukan hanya sekadar kesalahan penulisan saja. “Memang data kependudukannya belum akurat. Konsekuensinya jelas cukup serius. Mulai aspek politis dalam pemilu hingga kebijakan yang menyangkut hajat hidup. Misalnya dalam program pemberian gakin, KIKM, dan BLT,” tuturnya.

Di bagian lain, Ketua Komisi D Ahmad Jabir menemukan bahwa lebih dari 120 ribu anak usia sekolah tak bersekolah. “Artinya, pemkot gagal mengupayakan pendidikan bagi warganya. Angka sebesar itu tentunya sangat mengenaskan,” urainya.

Belum lagi soal klaim mengenai jumlah hari di Surabaya yang mengalami udara berkualitas baik. Di dalam laporan itu, pemkot mengklaim hanya lima hari dalam setahun udara di Surabaya berkualitas kurang baik. ”Itu sulit dipercaya. Tanya saja sama para pengendara yang tiap hari melintas di Jalan A. Yani,” ucap M. Alyas, wakil rakyat dari Golkar. Dia juga menyindir dengan kalimat, “mungkin pemkot mengukur kualitas udaranya di perumahan CitraRaya yang memang asri dan hijau,” ujarnya.

Dengan posisi rapor merah seperti itu, maka ketidakhadiran Wali Kota Surabaya Bambang D.H. langsung dipertanyakan oleh M. Alyas. “Secara aturan dan etika, Wali Kota seharusnya hadir di forum sepenting ini,” kata sekretaris Komisi D DPRD Surabaya itu.

Agus Sudarsono, juga dari Partai Golkar menambahkan, menurut PP No 3/2007 tentang Cara Penyampaian Pertanggungjawaban Kepala Daerah, rekomendasi DPRD Surabaya diberikan dalam sebuah rapat paripurna istimewa langsung kepada kepala daerah. “Jadi, wali kota harus hadir. Kalau perlu, sampai malam pun patut ditunggu,” ucapnya. Agus kemudian menuntut, apabila walikota tak hadir, maka sidang harus ditunda menunggu jadwal wali kota.

PDIP Bela Wali Kota

Serangan bertubi-tubi terhadap wali kota membuat kubu Fraksi PDIP gerah. Mereka pun berusaha memberikan pembelaan.”Saya kira tidak perlu dipaksakan seperti itu. Kalau tidak selesai hari ini (kemarin, Red), maka sama saja kita menerima LKPJ wali kota,” kata Suliad, ketua Fraksi PDIP. Dia juga menyitir salah satu aturan dalam PP No 3/2007. ”Selambat-lambatnya 30 hari sejak diterima, tak mendapat rekomendasi, maka LKPJ dianggap diterima,” imbuh Suliad.

Pembelaan Fraksi PDIP tak menyurutkan kengototan fraksi lain. Akhmad Suyanto dari PKS meminta dengan tegas bahwa wali kota tetap harus dihadirkan. “Sebenarnya sudah ada tanggapan. Namun, karena wali kota tak hadir, makanya ditunda,” ucap kader PKS itu.

Perdebatan semacam itu terus berlangsung dan makin memanas. Wakil Ketua DPRD Surabaya Sri Hartono yang memimpin sidang tampak kesulitan menhentikan perdebatan. Praktis, Wawali Surabaya Arif Afandi dan semua kepala dinas di jajaran Pemkot Surabaya hanya menjadi penonton perdebatan tanpa ujung pangkal antara FPDIP dengan fraksi-fraksi lainnya. Sejumlah kepala dinas pun tampak menyandarkan punggungnya dan tertidur.

Uniknya, meski sampai break tiga kali, tetap saja perdebatan yang terjadi hanya seputar apakah sidang ditunda atau diteruskan tanpa kehadiran wali kota. Akhirnya, sekitar pukul 19.30, tercapai kompromi dalam sidang itu. Namun, Akhmad Suyanto tetap tak bisa menerima dan memutuskan walk out.

“Pembahasan soal keputusan DPRD Surabaya mengenai rekomendasi LKPJ tetap dilakukan tanpa kehadiran wali kota,” kata wakil ketua DPRD Surabaya Budi Harijono ketika dikonfirmasi pukul 21.00 tadi malam. Namun, untuk penyerahan rekomendasi, dewan tetap menunggu kehadiran wali kota.

Menurut politisi yang akrab dipanggil Nanang itu , wali kota sudah berhasil dihubungi dan menyatakan akan sampai ke Surabaya sekitar pukul 23.00 tadi malam. “Kami semua akan menunggunya datang ke DPRD Surabaya untuk menyerahkan rekomendasi itu,” tuturnya. (ano/fat)

Selasa, 03 Juni 2008

PILKADA KOTA MALANG : Pasangan SINAR Siap Menang

Pilwali, SINAR Wakili Pluralisme

Monday, 02 June 2008

Malang - Sekitar 10.000 warga Kota Malang berbondong-bondong menghadiri deklarasi pasangan cawali Ahmad Subchan dan cawawali KH Noorchozin Askandar (SINAR) di GOR Ken Arok, Minggu (1/6). Pasangan SINAR yang didukung PKS, PPP dan koalisi 15 parpol non parlemen ini merupakan representasi dari pluralisme warga Kota Malang yang majemuk. Deklarasi ini dihadiri para habaib, kiai dan perwakilan tokoh umat beragama.

Menurut Manajer Operasional Pemenangan SINAR, Ahmad Azhar Moeslim, kehadiran para tokoh itu menjadikan optimisme pihaknya untuk meraih dukungan suara mayoritas dalam pilwali, 23 Juli mendatang.

Tokoh yang hadir di antaranya, KH Syamsul Hadi (Ponpes Al Ikhlas), Al Habib Umar bin Moch Al Habsi, KH Muqodas (tokoh Muhamadiyah), KH Ubaidillah Fadil, Habib Abdullah bin Abdurrahman Mulahellah (NU).
PKS yang sejak awal mengawal SINAR menyatakan kegembiraannya atas dukungan yang terus mengalir dari masyarakat. Massa pendukung SINAR diminta untuk bekerja optimal dalam memenangkan pasangan SINAR.

”Hari ini kita telah membuat setengah dari sejarah di Kota Malang. Setengahnya lagi akan terwujud ketika kita memenangkan pasangan SINAR dalam Pilkada Kota Malang,” tegas Choirul Amri, Ketua DPD PKS Kota Malang. st26/oen

PILKADA KOTA MALANG : Suhu Politik Panas, 4 Kader PKS Dipukuli Lawan

4 Kader PKS Dihajar Saat Memasang Poster Cawali

Thursday, 29 May 2008

MALANG-SURYA-Empat kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi korban penganiayaan belasan oknum tak dikenal di Jl Jaksa Agung Suprapto Gg II, Kota Malang, Selasa (27/5) pukul 21.00 WIB. Penyerangan itu dilakukan ketika korban hendak memasang tali yang ditempeli poster Ahmad Subchan, calon wali kota Malang yang diusung PKS di sepanjang Jl JA Suprapto Gg II. Kasus penganiayaan ini dilaporkan korban ke Polresta Malang.

Keempat korban penganiayaan semuanya warga Jl JA Suprapto Gg II Kota Malang masing-masing bernama Lukman Effendy,50, Nanang Sugianto,39, Wiji Agung,42 dan Warto,48. “Sebenarnya yang memasang poster ada tujuh orang. Tetapi tiga orang yang lain berhasil menyelamatkan diri ketika penyerang itu datang,” ujar Nanang Sugianto saat ditemui di Sekretariat PKS Ranting Klojen, Rabu (28/5).

Menurut Nanang, kejadian itu bermula saat pihaknya akan memasang 100 poster untuk dipasang di jalan sepanjang 200 meter. Namun, baru memasang poster sepanjang 10 meter tiba-tiba datang salah seorang kader partai lain yang memprotes pemasangan poster itu. Pria itu menuduh jika pemasangan poster itu belum disertai izin resmi.

Tak lama berselang, sekitar 15 orang yang mengendarai mobil dan motor mendatangi TKP langsung menyerang korban dengan helm dan tangan kosong. Akibatnya, empat korban mengalami luka memar di wajah dan tubuhnya. Kericuhan itu baru berhenti ketika warga yang mendengar keributan melerai kedua belah pihak.

Ketua RT07/RW03 Kelurahan Samaan, Bambang Riyanto mengatakan, setelah mengetahui ada keributan, kedua belah pihak diajak bermusyawarah secara kekeluargaan. “Malam itu masalah langsung bisa diselesaikan dengan damai,” ujarnya.

Sementara Ahmad Azhar Moeslim, Manajer Operasional Pemenangan, Ahmad Subchan-Noorchozin Askandar (SINAR), saat dikonfirmasi meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku penganiayaan yang menimpa kader PKS.

Menurutnya, penuntasan penyidikan merupakan bagian dari upaya untuk menegakkan kebebasan dalam menyampaikan pendapat. “Kami menyerahkan masalah ini pada proses hukum. Masalah ini harus diselesaikan supaya tidak menjadi preseden buruk bagi terselenggarannya pilkada yang bebas dari unsur kekerasan,” kata Azhar Moeslim.

Meski dapat memancing emosi, Azhar tetap menginstruksi kepada jajaran kader PKS untuk tenang dan tidak melakukan tindakan balasan. “Kami mengimbau kepada masyarakat dan kader PKS tidak terpengaruh provokasi dan teror. Tetap tenang dengan menjaga kesantunan,” ujarnya.

Sementara Wakil Ketua DPC PDIP Sigit Setiawan saat dikonfirmasi mengaku mendengar adanya tindak penganiayaan yang menimpa empat kader PKS. Hanya saja Sigit enggan memberikan komentar karena tidak mengetahui persis peristiwanya.
Kapolresta Malang, AKBP Drs Atang Heradi MH melalui Kasat Reskrim AKP MP Sitanggang SIK mengaku telah menerima laporan pengaduan dari korban penganiayaan. “Masalahnya masih diselidiki dan kami belum bisa memastikan siapa pelaku penyerangan terhadap kader PKS itu,” ujar Sitanggang.st26/oen

PILKADA KOTA MALANG : Anik Subchan Galang Suara Perempuan

Pilwali : Anik Subchan Galang Perempuan

Monday, 19 May 2008

Malang Surya- Istri cawali Kota Malang dari PKS, Anik Subchan bertekad memperjuangkan hak-hak kaum perempuan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga. Ia akan meningkatkan komunikasi dengan LSM maupun kelompok masyarakat yang selama ini getol mempertahankan hak-hak kaum perempuan. ”Perempuan merupakan aset berharga dalam negara. Hampir semua lini pemerintahan sudah diisi kaum perempuan. Namun posisi dan hak kaum kaum perempuan lebih banyak terpinggirkan oleh dominasi laki-laki,” kata Anik Subchan, saat membuka pembagian sembako di Kantor DPC PKS Lowokwaru, Minggu (18/5).

Menurut Anik, lemahnya posisi perempuan ini juga terjadi di semua lini kehidupan. Bahkan, dalam skala kecil rumah tangga jika terjadi kekerasan, hampir semuanya yang menjadi korban adalah perempuan. ”Saya akan memastikan bahwa tidak ada hak-hak kita sebagai perempuan yang akan terzalimi ketika Pak Subchan terpilih sebagai wali kota,” tandasnya.

Anik juga menyatakan kesiapannya untuk 'menjewer' Ahmad Subchan jika terpilih wali kota Malang ternyata keluar jalur. Apalagi jika melenceng dari komitmen yang sudah disepakatinya dengan warga. ”Pak Subchan sudah mengungkapkan program kerjanya kepada masyarakat. Jika beliau tidak memenuhi janjinya, saya siap menjewernya,” katanya.

Febrianan Rismayanti, penanggung jawab Pos Wanita Keadilan PKS, menargetkan roadshow menggalang dukungan kaum hawa ini minimal dua titik per hari. Sehingga pada saat hari pencoblosan 23 Juli mendatang, cawali Ahmad Subchan sudah cukup familiar dimata masyarakat Kota Malang. ”Kedepan Ibu Muthi'ah (istri KH Noerchozin Askandar) akan kita ikutkan dalam roadshow ini,” ujarnya. oen

PILKADA JATIM : Hidayat Nur Wahid Akan Kampanye KARSA 8 Juni

PKS Ikrar Menangkan KarSa Janji Hadirkan Hidayat untuk Kampanye

Sunday, 18 May 2008

YuSURABAYA - SURYA -Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus berupaya menunjukkan keseriusannya mendukung pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa). Setelah berjanji akan mengkonsolidasikan potensi 2,4 juta pemilih PKS, kini partai berlambang padi dan bulan sabit itu berencana menghadirkan sejumlah tokoh nasionalnya terlibat dalam kampanye pada 6-19 Juni mendatang.

Mereka yang akan diundang di antaranya Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS Tifatul Sembiring, anggota DPR RI Suripto dan Lutfi Hasan Ishak serta Dewan Dakwa Wilayah Jatim-Bali Sigit Sosiantomo. Selain itu, kemarin 100 kader PKS juga mengikrarkan diri memenangkan pemilu 2009 dan memenangkan KarSa dalam Pemilihan Gubernur Jatim 2008.

“Kami sudah membicarakan hal ini kepada mereka. Kalau tidak ada halangan Insya Allah mereka akan datang,” ujar Irwan Setiawan, Humas DPW PKS Jatim, Sabtu (17/5).

Ketua tim pemenangan PKS Jatim Yusuf Rohana menambahkan, suara PKS di Jatim lebih kecil dibandingkan di daerah Jabar dan Sumut. Ini membuat PKS harus bekerja semaksimal mungkin memenangkan KarSa. Untuk itu, PKS akan melibatkan tiga elemen yang menjadi tulang punggung pemenangan, yakni elemen kader, elemen tokoh dan elemen sayap politik.

Senin, 02 Juni 2008

PILKADA KOTA MALANG : DEKLARASI PASANGAN SINAR MERIAH


Sunday, 01 June 2008

MALANG (SINDO) – Pasangan Cawali-Cawawali Kota Malang, Ahmad Subchan-KH Noechozin Askandar (Sinar) dan Aries Pudjangkoro- Mohan Katelu kemarin dideklarasikan.

Pasangan Sinar diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersama Barisan Arek Malang (BAM) yang merupakan koalisi parpol nonparlemen. Sedangkan pasangan Aman diusung hasil koalisi Partai Golkar (PG) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Pasangan Sinar menggelar deklarasi di GOR Ken Arok, sementara Aman mendeklarasikan diri di Gedung Kesenian Gajayana.

Aksi tersebut semakin menunjukkan bahwa mereka mulai menunjukkan kekuatan (show of force) terhadap lawan politiknya. Acara deklarasi kedua pasangan calon kontestan pemilihan wali kota (pilwali) ini memang digelar secara sederhana. Pasangan Sinar menggelar doa bersama dan syukuran, sementara pasangan Aman menggelar doa dan syukuran bersama 200 anak yatim piatu. Namun, deklarasi ini tetap mengerahkan massa pendukungnya.

”Deklarasi ini untuk mengenalkan calon sekaligus meminta restu dan dukungan warga Malang terhadap calon yang kamiusung,”ujarKetuaManajer Operasional Pemenangan (MOP) Ahmad Subchan Ahmad Azhar Moeslim. Azhar mengatakan,pencarian pasangan Sinar telah melalui perjalanan panjang. Pencarian pasangan itu juga telah memperhatikan berbagai aspek warga kota yang sangat majemuk.

Karena itu, PKS beserta BAM tetap optimistis pasangan ini telah mewakili pluralitas warga Kota Malang. Sedangkan cawali dari pasangan Aman, Aries Pudjangkoro menegaskan, Aman ingin tetap bersama masyarakat Kota Malang yang kondisinya sedang terpuruk akibat kenaik- an harga BBM, dengan demikian pelaksanaan deklarasi ini dilakukan dengan cara yang sangat sederhana.

”Kami prihatin dengan kondisi ekonomi masyarakat, karena itu kami memilih menggelar doa dan syukuran bersama dengan 200 anak yatim piatu, sebagai salah satu bentuk rasa empati dan keprihatinan kami atas kondisi saat ini,”terangnya. Sementara itu, pihak penyelanggaran Pilwali Kota Malang, dalam hal ini KPUD Kota Malang, dan Panwas Pilwali Kota Malang, sudah menghimbau agar tim sukses dan pasangan calon menjaga etika politiknya baik sebelum hingga sesudah pelaksanaan Pilwali.

Namun, himbauan yang bertujuan untuk menekan suhu panas, jelang pelaksanaan Pilwali Kota Malang ini belum juga diindahkan. Hal itu dibuktikan dengan masih banyaknya atribut yang terpasang di tempat umum, dan adanya kegiatan kampanye terselubung.Padahalaksi-aksi semacam ini telah membuahkan konflik, yang sudah merambah pada aksi tindak kekerasan, seperti yang beberapa hari lalu dialami oleh para kader PKS di wilayah Kelurahan Celaket, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

”Kami belum bisa melakukan tindakan apa-apa karena para pasangan calon belum resmi di tetapkan, tetapi kami sudah mengeluarkan himbauan agar atribut kampanye di tempat umum untuk sementara ini diturunkan,” tegas Ketua Panwas Pilwali Nurudin Hady. (yuswantoro)

ARSIP NASKAH