BERSIAP MENJEMPUT KEMENANGAN DI PEMILU 2014

Rabu, 22 April 2009

PKS KAB SUMENEP REBUT 2 KURSI DPRD KAB SUMENEP

Bogor (ANTARA News) - Upaya memasyarakatkan PKS di "Pulau Garam" Madura, Jawa Timur (Jatim) terbilang sukses, karena perolehan suaranya pada Pemilu legislatif 2009 mencapai peningkatan hingga 250 persen dibandingkan Pemilu tahun 2004.

"Dengan raihan suara minimal 97.070 saat ini, berarti terjadi kenaikan 250 persen. Kami cukup mendapat tempat di kalangan Muslim tradisional-pedesaan, terutama keluarga besar `Nahdliyin` (sebutan populer Nahdlatul Ulama/NU), sambil tetap mempertahankan basis

modernis-perkotaan," kata calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI dari Dapil Jawa Timur XI, Drs Sapto Waluyo, MSc melalui surat elektronik kepada ANTARA, Rabu.

Menurut Ketua DPD PKS Kabupaten Sumenep Mohammad Riadi berdasarkan rekapitulasi suara di PPK dan KPU setempat, PKS diperkirakan akan mendapat 2 kursi DPRD Kabupaten Sumenep, yakni di Dapil I (Kecamatan Sumenep, Kalianget, Manding, Batuan dan Talango), serta Dapil VII (Arjasa, Kangayan dan Sapeken).

"Untuk Dapil I, PKS memperoleh 4.445 suara dan Dapil VII dapat 5.012 suara. Itu sudah cukup untuk mendapatkan masing-masing satu kursi DPRD II," katanya.

Ia menjelaskan, suara total yang diperoleh PKS untuk Caleg DPR RI di Sumenep mencapai 11.553 suara, belum termasuk penghitungan suara resmi di Kepulauan Sapeken yang tertunda.

Menurut rekapitulasi PPK, kata dia, PKS berjaya di Sapeken dengan perolehan suara tertinggi 5.012. Bila raihan suara PKS di Sumenep yang diperkirakan mencapai 16.565 suara, digabung dengan Bangkalan (14.494), Sampang (42.192) dan Pamekasan (23.819), totalnya 97.070 suara, maka jumlah itu sudah cukup untuk mendapat satu dari delapan kursi DPR yang diperebutkan di Jatim XI.

Sapto Waluyo menjelaskan bahwa di seluruh Madura, PKS menempati urutan kelima setelah Partai Demokrat/PD (285.821), PKB (167.096), PPP (142.582) dan Gerindra (119.311).

"Suara PKS mengungguli PAN (76.287), PDIP (72.750) dan Golkar (66.341)," kata alumni hubungan internasional Fisip Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, menyarikan penghitungan di KPU Bangkalan, Sampang dan Pamekasan yang sudah tuntas.

Ia bersyukur, upaya memasyarakatkan PKS di Madura mengalami kondisi menggembirakan, karena pada Pemilu 2004, PKS hanya memperoleh 39.588 suara, sedangkan pada Pemilu Legislatif 2009, untuk sementara meningkat menjadi 97.070 suara, belum termasuk di Kepulauan Sapeken dan Kangean yang belum dihitung, karena baru dikirim melalui kapal laut.

Kondisi tersebut, kata dia, menandakan masyarakat Madura khususnya, dan Jawa Timur pada umumnya, semakin terbuka dalam hal afiliasi politik.

Sebagai perbandingan, kata dia, pada Pemilu 2004, komposisi partai dominan di Madura adalah PKB (743.341 suara atau 3 kursi DPR), PPP (426.613 suara/2 kursi), Golkar (123.495 suara/1 kursi), PDIP (85.341 suara/1 kursi), PAN (72.798 suara/1 kursi), (PBB 66.609 suara/0 kursi), PD (52.342 suara/0 kursi) dan PKS (39.588 suara/0 kursi).

Namun, pada Pemilu 2009 kali ini PD meroket tajam menggantikan posisi PKB, namun ternyata PKS juga meningkat signifikan. "Kondisi semacam ini, dengan beragam partai politik yang ada juga menunjukkan parameter bahwa rakyat pemilih jelas semakin cerdas," katanya.

Menurut Mohammad Riadi, Pemilu 2009 di Sumenep pada tanggal 9 April berjalan relatif aman dan lancar, walaupun proses penghitungan suara mengalami beberapa kendala di PPK, termasuk belum sampainya kotak suara di Kepulauan Sapeken dan Kangean yang belum dihitung, karena baru dikirim melalui kapal laut.

Pihaknya mengingatkan agar tidak ada oknum yang berbuat kecurangan di tengah proses pengawalan suara itu.

Situasi yang kondusif tersebut, katanya, harus dipertahankan agar Pemilu berakhir dengan damai, apalagi menjelang Pilpres nanti.

Menurut dia, Insiden pembunuhan Ketua KPPS di Desa Sindir harus diungkap secara tuntas dan secepatnya, dan jangan sampai masyarakat gelisah, lalu teror semakin meluas.

Mohammad Hasim (37) warga Desa Sindir, Kecamatan Lenteng, Sumenep, yang merupakan Ketua KPPS di TPS 3 di desanya ditemukan tewas mengenaskan dengan luka sayatan di sekujur tubuhnya, Selasa (21/4) pagi.

Menurut kepolisian setempat, korban mengalami luka di bagian leher, kedua tangan nyaris putus dan usus terurai.

"Kami prihatin mendengar kabar itu. Kami mendorong pihak kepolisian agar segera mengungkap siapa pelaku pembunuhan keji itu. Entah apa motifnya. Mungkin murni kriminal dan bukan politis," kata Riadi. (*)

COPYRIGHT © ANTARA