BERSIAP MENJEMPUT KEMENANGAN DI PEMILU 2014

Minggu, 25 November 2007

PKS Jatim Kritisi Kekerasan Pada Perempuan

Senin, 26/11/2007 08:48 WIB
PKS Jatim Kritisi Kekerasan Pada Perempuan

Pengirim: Irwan Setiawan - DetikSurabaya

Surabaya - Tingginya kekerasan terhadap perempuan Indonesia ditanggapi secara serius oleh bidang kewanitaan DPW PKS Jatim. Dalam pertemuan Bidang Kewanitaan DPD PKS se-Jawa Timur yang digelar tanggal 24-25 November 2007 lalu, bertema kekerasan terhadap perempuan menjadi salah satu pembahasan.

"Kami harapkan muncul kebulatan tekad struktur kewanitaan PKS se-Jawa Timur untuk semaksimal mungkin turut berusaha menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan," kata Ketua Bidang Kewanitaan PKS Jatim, Karuniawati.

Dia menambahkan, kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang berakibat kesengsaraan, penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis. Termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang. Baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi.

Menurut Karuniawati, kekerasan terhadap perempuan dipengaruhi banyak faktor, terutama faktor kultur yang menganggap perempuan sebagai warga kelas dua sehingga bisa diperlakukan dengan seenaknya dan faktor ekonomi yang tidak memberi nafkah istri serta membiarkan istri bekerja untuk dieksploitasi.

"Oleh karena itu bidang kewanitaan PKS berupaya nyata untuk memperkecil angka kekerasan terhadap perempuan ini melalui wadah 'Pos Wanita Keadilan' (PWK) sebagai sarana untuk memberdayakan perempuan," jelasnya.

Dengan gerakan 6 sadar PWK yakni, sadar agama, pendidikan, ketrampilan, kesehatan dan lingkungan, ekonomi keluarga, sosial-politik dan pangan dan gizi, diharapkan mampu mencetak perempuan-perempuan Indonesia yang sadar dan paham akan hak dan kewajibannya secara seimbang.

Sehingga mereka bukan lagi sebagai warga kelas dua, tapi partner dalam membangun dan menyelesaikan permasalahan bangsa.

Karuniawati menambahkan, pemerintah juga turut bertanggung jawab dalam upaya pencegahan Kekerasan terhadap perempuan. Untuk itu pemerintah harus merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
?
Pihaknya mencatat di Jawa Timur angka kekerasan terhadap perempuan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 1997 tercatat 50 kasus, 1998 dengan 60 kasus dan tahun 1999 meningkat drastis hingga 99 kasus.

Pada tahun 2000 tercatat 88 kasus perkosaan dimana Surabaya tercatat paling banyak dengan 21 kasus, Malang dengan 15 kasus.

"Angka-angka di atas haruslah dilihat dalam konteks fenomena gunung es, di mana kasus yang tampak hanyalah sebagian kecil saja dari kejadian yang sebenarnya. Apalagi angka-angka tersebut hanya didapatkan dari jumlah korban yang melaporkan kasusnya," ujarnya. (pksjatim@indosat.net.id) (fat/fat)

ARSIP NASKAH