BERSIAP MENJEMPUT KEMENANGAN DI PEMILU 2014

Kamis, 27 Desember 2007

Jabir Sesalkan Permasalahan Kuota Askeskin

Kamis, 27 Des 2007,
Kuota Askeskin Tak Terpenuhi
jawapos

Dijatah 458.622 Jiwa, Terealisasi 248.160
SURABAYA - Kemudahan pelayanan di bidang kesehatan, tampaknya, tidak akan bisa dinikmati seluruh keluarga miskin (gakin) di kota ini. Sebab, di antara kuota 458.622 jiwa, hanya 248.160 kartu askeskin (asuransi kesehatan masyarakat miskin) yang sudah diterbitkan sampai Desember 2007. Berarti, ada 210.462 gakin yang belum kebagian.

Data itu terungkap dari daftar rekapitulasi penerima kartu askeskin yang diterbitkan PT Askes. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Eko Hariyanto menjelaskan, lambatnya penerbitan kartu askeskin tersebut disebabkan adanya perbedaan data jumlah gakin antara pemkot dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Sayangnya, dia tidak memastikan besaran perbedaan itu. Yang jelas, kata Eko, jumlah gakin hasil perhitungan Bapemas mencapai 379.823 jiwa.

Akibat perbedaan data versi Bapemas dan BPS tersebut, kata dia, terpaksa dilakukan verifikasi ulang. Nah, hingga kini, verifikasi itu belum rampung. "Tahapnya panjang," tegasnya.

Dia menjelaskan, verifikasi harus dimulai dari RT, RW, sampai kelurahan. Bahkan, entry data di kelurahan bisa memakan waktu tiga sampai empat hari. Meski demikian, Eko mengelak pemkot disalahkan. Sebab, pendataan gakin sudah dilakukan sesuai parameter yang ditetapkan pemerintah. Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, BPS Surabaya belum berhasil dikonfirmasi.

Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, bukan hanya kali ini kuota askeskin tidak terpenuhi. Pada 2006, kuota 351.152 jiwa hanya terpenuhi 299.812 jiwa. Padahal, jumlah gakin di Surabaya pada 2006, menurut Bapemas, mencapai 357.268 kepala keluarga (KK).

Sementara itu, Ketua Komisi D Ahmad Jabir menyayangkan selisih kuota dan penerbitan kartu askeskin tersebut. Bahkan, dia menduga ada kejanggalan data. "Masalah itu harus menjadi masukan bagi pemkot," ujarnya.

Perbedaan data gakin antara Bapemas dengan BPS harus dikaji. Jabir menyatakan, sangat mungkin ada perbedaan kriteria antara BPS dengan Bapemas.

Bagaimana komentar PT Askes? Mereka ternyata enggan menanggapi penyebab keterlambatan entry data gakin tersebut. "Kami nggak ngurusin perbedaan data gakin. Kami hanya menerima data dari pemda setempat yang telah ditandatangani kepala daerah," tegas Manajer PT Askes Indonesia Regional VII Agus Purnomo. (bro/oni)

ARSIP NASKAH