BERSIAP MENJEMPUT KEMENANGAN DI PEMILU 2014

Kamis, 24 Januari 2008

Kader PKS Sumenep Tetap Solid

Badrul Tetap PKS

Tokoh PKS Sapeken Bantah Eksodus
SUMENEP-Kebijakan PKS memecat Badrul Aini dan mencopotnya dari posisinya di DPRD Sumenep dengan mekanisme penggantian antar waktu (PAW), terus mendapat sorotan di internal PKS sendiri. Bahkan, kader PKS Sapeken sebenarnya masih berharap PKS meninjau ulang surat keputusan (SK) pemecatan maupun PAW.

Tokoh PKS Sapeken Ustadz Ad-Dailamy Abu Hurairah mengaku, sejak awal, kader dan simpatisan PKS Sapeken protes dan tidak terima atas pemecatan Badrul. Sejumlah upaya juga telah dilakukan agar PKS meninjau ulang SK pemecatan maupun PAW. "Kami perih dan sakit luar biasa atas keluarnya SK itu," katanya melalui saluran telepon, kemarin.

Bentuk protes kader PKS Sapeken, lanjutnya, dengan mengirimkan surat penolakan atas pemecatan dan PAW Badrul. Kemudian, sejumlah kader PKS Sapeken juga datang langsung untuk meminta agak SK tersebut dicabut. "Kami sadar SK itu tidak bisa dibatalkan. Tapi, kalau masih bisa, hari ini (kemarin, Red), kami masih berharap SK itu dicabut," katanya.

Dailamy menjelaskan, kader Sapeken menilai Badrul sebagai kader terbaik dan layak menjadi anggota DPRD. Sehingga, pada Pemilu 2004 lalu, kader PKS Sapeken bersama Arjasa bahu-membahu memperjuangkan Badrul. "Jadi, kalau hari ini (kemarin, Red), kami mempertahankan Badrul, itu adalah wajar. Tindakan PKS yang justru tidak wajar," ujarnya.

SK pemecatan yang berujung pada keluarnya SK PAW Badrul dinilainya merupakan tindakan PKS yang memutus mata rantai hubungan kader PKS dengan induk organisasinya. "Jujur saja, sampai hari ini (kemarin, Red), kami masih menganggap Badrul tetap kader PKS. Sebab, secara prinsip dan sejak awal, kami menolak SK pemecatan dan PAW itu," katanya lugas.

Secara kelembagaan, mata rantai kader dengan induk organisasi seharusnya selalu dirajut agar senantiasa kokoh. Namun, PKS ternyata membiarkan mata rantai itu putus. "Kami sudah bolak-balik mengingatkan PKS agar meninjau ulang tindakannya memecat dan mem-PAW Badrul. Sebab, sejak awal, kami tidak terima Badrul dipecat maupun di-PAW," tegasnya.

Respon awal atas tindakan PKS memecat dan mem-PAW Badrul, lanjut Dailamy, sebagian kader PKS memang menyatakan akan eksodus ke partai politik (parpol) lainnya. "Tapi, kami adalah kader PKS yang tetap akan santun dalam menyikapi tindakan yang tidak etis. Kami memang kecewa. Tapi, itu bukan pada PKS secara kelembagaan," katanya.

Dailamy menegaskan, kader PKS tetap solid dalam rangka mempertahankan Badrul. Kalau pun Badrul akhirnya di-PAW, itu akan diterimanya sebagai bentuk kepatuhan pada PKS secara kelembagaan. Tapi, pada Pemilu 2009 nanti, kader PKS Sapeken akan kembali mengusung Badrul untuk maju sebagai calon anggota DPRD. "Ini tidak bisa ditawar lagi," katanya.

Sebelumnya, kader PKS Sapeken dikabarkan akan eksodus ke parpol lain sebagai bentuk protes atas tindakan PKS memecat dan mem-PAW Badrul pada 17 September 2007 lalu. Sebagian lagi akan menyerahkan atribut PKS pada DPD PKS Sumenep sebagai bentuk lain sebuah kekecewaan.

Namun, PKS bergeming. Pemecatan tetap dilakukan. Proses PAW Badrul pun sedang diproses melalui DPRD dan KPUD Sumenep. Bahkan, Senin (22/1) lalu, PKS kembali melakukan tindakan lain sebagai konsekuensi pemecatan Badrul. Yakni: meminta pimpinan Fraksi Amanat Rakyat (FAR) DPRD mengeluarkan Badrul dari keanggotaannya di FAR. (yat/ed)

sumber : radar madura, 24-01-2008

ARSIP NASKAH